Gus Yahya Ingatkan Peran Muslimat NU dalam Berbangsa dan Bernegara: Muslimat Kuat, Indonesia Kuat!

Gus Yahya Ingatkan Peran Muslimat NU dalam Berbangsa dan Bernegara: Muslimat Kuat, Indonesia Kuat!

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menghadiri Harlah ke-78 Muslimat di SU GBK Jakarta.-Tangkapan layar-

HARIAN DISWAY - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengingatkan peran Muslimat NU dalam berbangsa dan negara.

Menurutnya, Muslimat NU sebagai organisasi wanita NU memberikan banyak kontribusi nyata untuk Indonesia.

Untuk itu, Gus Yahya ingin Muslimat NU terus memperkuat diri agar Indonesia dapat menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat,” seru Gus Yahya saat memberikan sambutannya dalam perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU di stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta pada Sabtu, 20 Januari 2024.

“Ibu-ibu Muslimat siap bergerak bersama menopang kejayaan bangsa dan negara,” lanjut Gus Yahya, dilansir dari Disway.id.

BACA JUGA: Jokowi Hadiri Harlah Muslimat NU di GBK: Beri Pesan Soal Pilpres 2024

BACA JUGA: Khofifah Tegaskan Ke NU-an Dirinya Di Harlah Muslimat ke-78: NU Saya Asli Apa Tidak, Bu?

Dalam sambutan itu, Gus Yahya turut memberikan penghormatan kepada para nyai-nyai. Mereka itu adalah tokoh perempuan yang memiliki peran penting dalam mendidik dan membimbing jamaah dan santri.

Hal tersebut dapat dilihat ketika ribuan warga Muslimat NU dari seluruh penjuru Indonesia datang menuju stadion GBK di Jakarta. 

Mereka semua duduk lesehan di stadion tersebut bersama para lapisan masyarakat lainnya. Ini menunjukkan nilai kesetaraan terhadap semua kalangan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Debat Terakhir Cawapres 2024: Jadwal, Tema, hingga Daftar Panelis Debat Cawapres 2024 Kedua

BACA JUGA: Tim Pratama Arhan Suwon FC Akan Gelar TC di Indonesia, Ini Alasannya

"Di antara lautan ibu-ibu ini, tidak sedikit nyai-nyai dengan ribuan santri, nyai-nyai yang disayangi jamaahnya, ditakuti kiai-kiai.

Semuanya rela dengan suka cita mendelosoh (duduk lesehan) sama rendah di lantai stadion ini, bersebelahan dengan bakul lombok, bersebelahan dengan pedagang kelontong, semua rela duduk sama rendah karena semua tahu dan paham bahwa kita setara. Tidak laki-laki, tidak perempuan, semuanya setara," ujar Gus Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: