63% Warga Indonesia Nonton Film Bajakan, Ini Cara Anies Baswedan Mengatasinya
63% warga Indonesia nonton film bajakan, ini cara Anies Baswedan mengatasinya. Foto: ilustrasi seorang perempuan menonton film dari situs streaming ilegal.-All Connect-
BACA JUGA:Ubah Bareng Sukses Jadi Game Changer di Pilpres 2024 Susul Kepopuleran Desak Anies
"Jadi, membangun kesadaran agar tidak menonton bajakan. Itu juga perlu. Bahwa menonton bajakan sama saja dengan mencuri," tutur dia lagi.
Memang, tidak semua menonton bajakan karena malas mengeluarkan uang untuk membeli tiket bioskop. Ada juga yang memang terpaksa menonton film bajakan karena di daerahnya tidak ada bioskop.
63% warga Indonesia nonton film bajakan, ini cara Anies Baswedan mengatasinya. Foto: Anies Baswedan berbicara di forum Quo Vadis di Jakarta, 20 Januari 2024. -Timnas AMIN-
Capres yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 itu menyebut fakta lain yang tak kalah mengenaskan. Yakni, di Indonesia, baru 22% kabupaten atau kota yang memiliki layar bioskop. Dan 69% bioskop masih berada di Pulau Jawa.
BACA JUGA:Program ‘Desak Anies’ Patahkan Acara Diskusi Ribet dan Membosankan untuk Anak Muda
Fakta lain yang disampaikan oleh Anies Baswedan, satu layar bioskop di Indonesia hanya ditonton oleh 400 ribu orang. Itu artinya, Indonesia punya 278 juta jiwa. Namun, layar yang tersedia hanya 2.145 buah.
Bandingkan dengan di Korea. Yang industri filmnya sudah sangat maju. Negeri mungil itu hanya punya 50 juta penduduk. Namun, mereka memiliki 5.000 layar. Maka tak mengherankan kalau pendapatan box office di sana jauh lebih besar daripada di Indonesia.
"Lalu, satu dari 10 orang lulusan sekolah film tidak terserap di industri film. Jadi, ada masalah dengan link and match," kata Anies Baswedan.
BACA JUGA:Kerja Keras Tim Ubah Bareng di Balik Suksesnya Acara 'Desak Anies'
BACA JUGA:Janji Anies di Batam: Industri Padat Karya akan Berkembang!
Hal-hal itulah yang Anies harapkan bisa ia perbaiki ketika menjadi presiden nanti. Ia ingin mendongkrak peran negara untuk memajukan industri sinema. Ia berharap film-film Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri, dan jadi tamu yang memesona di negeri orang.
"Bayangannya, visi ke depan bisa seperti itu. Caranya memperkuat peran negara untuk membangun budaya sinema Indonesia," pungkas Mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: