Budiman: Sebut Pertanyaan Gibran Recehan, Mungkin Mahfud Gak Siap Bicara Dilema Kebijakan

Budiman: Sebut Pertanyaan Gibran Recehan, Mungkin Mahfud Gak Siap Bicara Dilema Kebijakan

Budiman Sudjatmiko.--

HARIAN DISWAY - Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan Mahfud MD yang menyebut pertanyaan Gibran soal Greenflation sebagai pertanyaan 'recehan'. Itu dikatakan cawapres paslon nomor 3 dalam debat cawapres, Minggu malam, 21 Januari 2024.

Budiman beranggapan bahwa kepemimpinan dan pemerintahan bukan sekedar berbicara hal baik dalam visi dan misi. Menurutnya, setiap kebijakan publik akan menimbulkan risiko dan konsekuensi, maka semua pasangan capres dan cawapres harus siap memberi penjelasan kepada publik.

"Bahwa seorang Profesor Mahfud menganggap itu receh, menurut saya, barangkali tim 03 tidak siap diajak bicara soal dilema-dilema dalam pembuatan kebijakan publik," kata Budiman saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024.

Mantan politikus PDI-Perjuangan tersebut menjelaskan, greenflation atau inflasi hijau adalah sebuah istilah baru yang ditemukan para ekonom mengacu pada kenaikan harga material akibat transisi ke energi hijau. Alih-alih recehan, Budiman justru menilai greenflation sebagai topik yang mahal.

Ia kemudian menuturkan, soal greenflation hanyalah satu dari sekian banyak dilema yang harus dihadapi saat membuat kebijakan. Apalagi, proses menuju negara maju akan melahirkan banyak dilema yang juga penting untuk dibicarakan.

BACA JUGA:Nusron Wahid: Kalau Gibran Lecehkan Mahfud, Kok Cium Tangan

BACA JUGA:Kunjungi Sritex, Gibran Ingin Selesaikan Tumpang Tindih Aturan Untuk Permudah Industri

"Misalnya, saat kita mengejar kemajuan dengan penerapan teknologi digital seperti artificial intelligence, itu juga tentu akan berpengaruh pada penyiapan skills, keahlian sumber daya manusia Indonesia. Untuk bisa jadi negara maju dengan sumber daya manusia yang maju, kita harus memakan biaya," papar Budiman.

Budiman turut menyinggung dua pasangan lainnya yang berbicara soal kenaikan dana desa. Meski dinilai sebagai program yang baik, Budiman beranggapan hal itu tidak semudah membalikan telapak tangan dan tetap perlu menjelaskan konsekuensinya kepada publik.

"Kalau kampanye hanya sekedar mengumbar janji tapi rakyat tidak dijelaskan konsekuensi-konsekuensinya, ini adalah penyesatan. Nah, ini yang kami, pasangan 02, tidak inginkan," tegasnya.

Terkait kampanye, Budiman menegaskan komitmennya untuk menciptakan forum edukasi politik, bukan sekedar janji manis dan pertunjukan yang menghibur.

BACA JUGA:Bertemu Para Bu Nyai dan Ning se Indonesia, Gibran Janji Jalankan Program Dana Pesantren Abadi

BACA JUGA:Boy Thohir Sebut Pengusaha Indonesia Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran di Pilpres 2024

"Pasangan Prabowo-Gibran, sebagaimana diingatkan oleh Cawapres Gibran dalam debat kemarin itu mengajak kita untuk menghitung ini konsekuensinya ada. Apa pun ada risikonya, sehingga kita harus bersiap untuk itu," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: