Flyover Pertama di Kota Pahlawan Ini Dulu Berbayar 100 Rupiah!

Flyover Pertama di Kota Pahlawan Ini Dulu Berbayar 100 Rupiah!

Flyover Mayangkara Surabaya dibangun pada 1981. Saat mulai beroperasi, pengguna jalan di Flyover Mayangkara dikenakan tarif. Pengguna mobil dikenakan tarif Rp 200 dan sepeda motor Rp 100. -M Sahirol Layeli/ HARIAN DISWAY-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Tahukah Anda bahwa Flyover Mayangkara di Kecamatan Wonokromo SURABAYA yang dibangun sejak era '1980an adalah jembatan layang pertama di SURABAYA

Flyover Mayangkara memiliki panjang 340 meter dengan lebar 8,8 meter yang dibangun tepat pada 1981 itu menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 2,5 miliar. 

BACA JUGA: Sidoarjo Segera Miliki 3 Flyover Baru

"Mayangkara sendiri berasal dari nama Batalyon 503 Mayangkara, Letnan Kol R Djarot Soebijantoro," ujar Pustakawan Universitas Ciputra Surabaya Chrisyandi Tri Kartika, Kamis, 25 Januari 2024.

Mayangkara merupakan nama kuda putih yang ditunggangi Letnan Kol R Djarot Soebijantoro, seorang pahlawan Surabaya pada awal Kemerdekaan RI. Kuda itu pemberian Kepala Desa Mantup saat ia memindahkan markasnya ke Mantup Lamongan pada 1946.
Flyover Mayangkara Surabaya yang dibangun pada 1981 ini dulu sempat berbayar. Memiliki panjang 340 meter dengan lebar 8,8 meter jembatan ini dibangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 2,5 miliar. -M Sahirol Layeli/HARIAN DISWAY-

Saat mulai beroperasi, pengguna jalan di Flyover Mayangkara dikenakan tarif. Pengguna mobil dikenakan tarif Rp 200 dan sepeda motor Rp 100. 

BACA JUGA: Flyover Djuanda Mulai Uji Coba Fungsional Hari Ini

Namun, dengan adanya proyek jalan bebas hambatan yang menghubungkan Surabaya dan Malang, maka tarif ini ditiadakan. Apalagi tarif juga sempat menuai banyak protes.

Peniadaan tarif sekitar 1986. Dan pengelolaannya kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kota Surabaya. Pembangunan Flyover Mayangkara didasari oleh perkembangan Kota Surabaya yang begitu pesat.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada 1978 di Jawa Timur menunjukkan jumlah kendaraan sebanyak 1.109.120 unit. Kemudian pada 1980 naik menjadi 4.997.520 unit. Dan hampir semua masuk ke kota Surabaya terutama bus.

Nah, jalan Wonokromo tahun 1980 dilalui kendaraan bermotor 103.549 unit dan becak maupun sepeda 8.359 unit. Kondisi ini membuat jalan sangat padat. Apalagi adanya perlintasan kereta api. "Bayangkan bila tidak ada jalan layang, betapa ruwetnya area Wonokromo saat itu," ujarnya. (Wulan Yanuarwati).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: