Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan, dan Kesehatan Mental Dibahas Mutuara Annisa dan Mega Safira di Bali

Perlindungan Anak, Pemberdayaan Perempuan, dan Kesehatan Mental Dibahas Mutuara Annisa dan Mega Safira di Bali

Foto bareng usai talkshow yang digelar Ubah Bareng bersama putri sulung Anies Baswedan, Mutiara Annisa, dan putri Muhaimin Iskandar, Mega Safira, co-captain Timnas AMIN Leontinus Alpha Edison dan Chiki Fawzi sebagai moderator. -AMIN-

BADUNG, HARIAN DISWAY - Ubah Bareng, komunitas yang digerakkan oleh pemuda dari ragam elemen masyarakat menyelenggarakan Locker Room Timnas edisi spesial di Badung, Bali.

BACA JUGA: Ubah Bareng Sukses Jadi Game Changer di Pilpres 2024 Susul Kepopuleran Desak Anies

Kali ini, Ubah Bareng mengundang putri sulung Anies Baswedan, Mutiara Annisa, putri Muhaimin Iskandar, Mega Safira, Co-captain Timnas AMIN Leontinus Alpha Edison dan Chiki Fawzi sebagai moderator.

Dalam talkshow yang membahas perlindungan anak, pemberdayaan perempuan, dan kesehatan mental ini, Mutiara mengatakan selama keliling ke berbagai daerah, dirinya bertemu sosok-sosok perempuan hebat yang berkarya di bidang masing-masing.

"Banyak perempuan yang menggunakan waktunya untuk berdampak di lingkungan. Misalnya waktu saya ke Ternate dan Tidore, di sana ada perempuan muda yang menghidupkan tenun yang sudah mati ratusan tahun, mereka kembangkan kembali budaya yang sudah hilang," kata Tia sapaan akrabnya di Bali, Sabtu, 27 Januari 2024. 

Meski terlahir sebagai perempuan satu-satunya, Tia menyampaikan orang tuanya tidak pernah membeda-bedakan dirinya. Mereka memandang semua anaknya mempunyai kemampuan dan minat yang sama.

Dia juga menuturkan bahwa sang ayah sejak masa kecil sudah dijarkan untuk menghormati perempuan. Karena itu, ayahnya sangat support terhadap peran perempuan di segala bidang.

"Dari abah kecil sama nenek itu sudah dibiasakan untuk menghormati perempuan dan terlibat di rumah tangga. Jadi aku melihat abah adalah sosok yang bisa memberdayakan perempuan dan memberikan kesetaraan bagi perempuan," tuturnya.

Terkait kesehatan mental dan kekerasan terhadap perempuan, Tia menilai ada kesulitan bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual untuk menyampaikan masalah yang dihadapi.

Karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait yang peduli untuk menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan kesehatan mental ini.

"Jadi teman-teman yang melihat ada tetangga yang mengalami masalah ikut turun tangan, jadilah rumah aman untuk tetangganya sendiri," ucapnya.

"Contoh di DKI Jakarta itu ada rumah aman untuk perempuan yang mengalami kekerasan dan ada hotline 24 jam. Insya Allah ini juga yang akan diteruskan kalau diberikan amanah," bebernya.

Sementara itu, Safira mengatakan Generasi Z saat ini sudah banyak yang memahami pentingnya kesehatan mental. Dia menambahkan, selain peran pemerintah perlu adanya support sistem dari lingkungan dan kekuatan dari diri sendiri untuk menjaga kesehatan mental. 

BACA JUGA: Kerja Keras Tim Ubah Bareng di Balik Suksesnya Acara 'Desak Anies'

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: