E le Pale, Seni membawa Angin Segar di Tengah Kekisruhan Pilihan

E le Pale, Seni membawa Angin Segar di Tengah Kekisruhan Pilihan

E le Pale, seni membawa angin segar di tengah kekisruhan pilihan. Seniman Hari Yong Condro mengajarkan teknik menulis aksara hanzi dalam E Le Pale, di Surabaya Suites Hotel, 28 Januari 2024.-Ahmad Rijaluddin E-

Event E le Pale juga diramaikan oleh tarian Geleng Ro'om oleh penari Yuniar Fitriani. Tarian tersebut menceritakan kehidupan perempuan Madura yang gemar mengenakan gelang sejak zaman dahulu. Gelang emas menunjukkan tanda kesuksesan.

Geleng Ro'om merupakan tarian yang diadaptasi dari tari Rondhing dan tari Topeng Getak. 


E le Pale, seni membawa angin segar di tengah kekisruhan pilihan. Para seniman melukis model dalam event E Le Pale di Surabaya Suites Hotel, pada 28 Januari 2024.-Sahirol Layeli-

Dalam geraknya, banyak terinspirasi dari gestur sehari-hari yang dilakukan oleh petani, penjual sayur, nelayan, dan berbagai pekerjaan tradisional masyarakat Madura. Busana Yuniar berwarna merah menyala. Aksen riasan garis-garis di dahi, sekitar mata serta leher. Menambah kesan eksotik. 

Musik bergemuruh dalam tempo cepat. Rancak, seperti halnya karakter orang Madura yang meletup-letup. Tegas, tapi riang dan ceria. Usai menari, Yuniar menjadi model on the spot bagi para pelukis yang tergabung dalam komunitas Garis Gathuk Art Project.

BACA JUGA:Dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan, Asri Nugroho Menantang Orang Bertafsir

Pelukis Taufik Kamajaya, menggoreskan sapuan warna merah transparan dalam kertasnya. Perangkat yang disunggi penari Yuniar di kepalanya, dilukis dengan ekspresif. Beragam cara dan gaya dari para perupa untuk melukis model tersebut. 

E Le Pale telah dibuka sejak 14 Januari 2024. Agenda mingguan tersebut diisi oleh pertunjukan teatrikal, puisi, pantomim, fotografi, tarian madura, dan wayang potehi. E Le Pale diakhiri oleh talkshow wayang potehi pada Minggu, 28 Januari. (Annisa Dyah Novia Arianto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: