Dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan, Asri Nugroho Menantang Orang Bertafsir
Asri Nugorho di antara dua lukisan yang dia pajang dalam pameran Bermain dan Mempermainkan berjudul Berdamai dan Bersahabatlah (kiri) dan Mahfud MD. -Nadia Aliya/HARIAN DISWAY-
HARIAN DISWAY - Pertemuan Asri Nugroho dan Mr D dalam Bermain dan Mempermainkan begitu asyik. Karya keduanya menggelitik pengunjung mengamati berbagai simbol visual yang mereka main-mainkan.
Penampilan Asri tiada berubah. Malam itu, 1 Desember 2023, di Galeri DKS Surabaya, saat pembukaan pamerannya bersama Mr D, ia tetap setia dengan rambut dikuncir, berkaus, dan celana pendek. Itu yang membuatnya mendapat julukan sebagai Bob Sadino dari Surabaya.
Semakin bertambah usia, Asri tetap produktif. Karyanya selalu menunjukkan keragaman perubahan yang asyik dicermati. Karya Asri pada masa lalu dikenal dengan lukisan berukuran besar. Menggabungkan unsur-unsur logam dan beberapa perangkat elektronik dan gelembung.
BACA JUGA: Mr D dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan: Memproses Informasi Visual dengan Kodeisme
Untuk pameran kali ini, karya Asri tampil berbeda. Visualnya sederhana tapi punya kerumitan. Bagaimana menyatukan unsur realis (atau hyper-realis) dengan logam dan gelembung? Tapi Asri bisa mewujudkannya dengan komposisi yang apik, anatomi yang baik, serta rangkaian simbol yang hinggap di kepala untuk direnungkan.
Dalam Bermain dan Mempermainkan, Asri memajang karya-karya baru. “Asri yang dulu berbeda dengan Asri yang sekarang lo," ujarnya. Ya, cenderung sederhana tampil sederhana. Bermain dalam bentuk-bentuk simpel mendekati abstrak dan ekspresif tapi tak serta-merta meninggalkan kekhasannya: logam dan gelembung.
Seperti dalam Dialog Taman Firdaus 1. Ia memunculkan dua figur. Sisi kiri manusia, sisi kanan Yesus. Di bagian bawahnya adalah pulau-pulau tebing di tengah lautan biru. Di antara kedua sosok itu tersemat buah khuldi hijau yang saling menempel di kening masing-masing.
"Buah khuldi ini adalah buah perjanjian. Jika dimakan tentu akan ada risikonya. Seperti Adam yang nekat memakan buah itu," ungkapnya. Namun, di balik lukisan itu, Asri ingin menjawab satu hal yang selama ini melayang dalam benaknya: Bisakah manusia bermain dengan Tuhan?
Seperti sosok pria dan Yesus yang saling menempelkan khuldi di kening mereka. "Jawabnya, bisa! Berdoa, bermeditasi adalah cara kita untuk bermain dengan-Nya. Kedekatan kita adalah kunci. Juga iman. Meski iman itu hanya sebesar biji sawi," ungkapnya.
Asri Nugroho (kaus merah) dan Mr D di tengah para sahabat yang melakukan pengguntingan pita dalam pembukaan pameran Bermain dan Mempermainkan yang digelar di Galeri DKS, Balai Pemuda Surabaya, pada 1 Desember 2023. -Nadia Aliya/HARIAN DISWAY-
Ia memaknai bahwa sebelum Adam memakan buah perjanjian itu, setiap hari ia selalu bermain-main dengan Tuhan, karena kedekatan ia dengan-Nya. Maka lewat visual, buah khuldi digunakan Asri sebagai sarana untuk bermain dengan Sang Pencipta.
Garis-garis perangkat motherboard dalam buah khuldi itu adalah representasi masa kini. Di tengah kecanggihan teknologi, spiritualitas masih dibutuhkan. Orang masih akan merindukan sosok Tuhan untuk mengisi kekosongan jiwanya.
Telinga sosok itu pada bagian tepinya berwarna putih. Itu merupakan simbol bahwa firman Tuhan harus senantiasa didengarkan dengan sungguh-sungguh. Jika telah memahami firman dan segala ajaran, maka iman yang sebesar biji sesawi perlahan akan tumbuh. Hingga memberi terang pada dunia.
BACA JUGA: Blueberry Guitar dan QR Art Kreasi Mr D; Empat Senar dengan Nada Tak Lazim
Terkait perubahan gayanya dalam melukis, Asri mengaku stuck dengan gaya terdahulunya. "Saya mencoba lebih sederhana tapi tetap tak meninggalkan satu-dua karakter masa lalu. Jadi kalau mau berubah, seorang pelukis harus stuck dulu. Enggak bisa langsung," ujar pria 71 tahun itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: