Dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan, Asri Nugroho Menantang Orang Bertafsir

Dalam Pameran Bermain dan Mempermainkan, Asri Nugroho Menantang Orang Bertafsir

Asri Nugorho di antara dua lukisan yang dia pajang dalam pameran Bermain dan Mempermainkan berjudul Berdamai dan Bersahabatlah (kiri) dan Mahfud MD. -Nadia Aliya/HARIAN DISWAY-

Saat sudah menemukan karakter dan terus-menerus melatihnya, jika ingin berubah akan lebih mudah. Berbeda dengan pelukis yang masih dalam perjalanan menjajaki karakternya lantas tiba-tiba mengubah gaya melukisnya. "Kalau seperti itu hasilnya tak kan maksimal. Ingat, harus stuck dulu. Bosan, jenuh. Baru pelan-pelan berubah," terangnya.

Salah satu lukisan yang benar-benar berbeda dari karya masa lalunya itu bisa dilihat dalam Berdamai dan Bersahabatlah. Asri menokohkan astrawan dunia Leo Tolstoy dengan gaya realis. Dua jari Tolstoy tersemat kain kecil bergambar bendera Rusia dan AS.

Sastrawan yang kerap menyerukan spiritualitas dan perdamaian lewat karyanya itu adalah sosok yang diharapkan jadi teladan bagi AS dan Rusia. ”Tolstoy sangat dermawan. Ia membela kemanusiaan. Kehidupan ini dilihatnya sebagai keindahan. Saya ingin semangatnya diilhami oleh dua negara yang selalu bertikai itu," ujarnya.
Tiga lukisan karya Asri Nugroho Dialog Taman Firdaus 1, tengah lukisan Kasih itu Menyatukan 2, dan kanan Kasih itu Menyatukan 1. -Nadia Aliya/HARIAN DISWAY-

Asri membuat beragam tanda visual dalam karya Kasih itu Menyatukan. Sebongkah batu besar dengan lubang di sisi kanan berisi mawar yang bersandar di papan putih berlantaikan motif papan catur. Bagian bawahnya terdapat dua potongan batu yang terikat melalui garis-garis tipis. Karya itu mengandung unsur gerak.

BACA JUGA: Pameran Lukisan oleh Komunitas Art Continuous: Sebuah Implementasi Lain Pahlawan

Kedua batu itu seperti hendak tertarik ke atas. Menutup lubang yang ada dalam bongkahan batu besar tersebut. "Yang paling besar itu cincin. Bentuknya lonjong. Sengaja saya buat begitu. Kalau digambarkan sesuai bentuk aslinya orang jadi tidak perlu berpikir dong," ungkapnya, lantas tertawa.

Maknanya, papan putih itu lambang kesucian dan ketulusan. Seperti cinta. Untuk meraihnya atau memiliki kedua sifat itu tak mudah. Perlu perjalanan panjang dan berliku seperti gambaran lantai papan catur.

Dalam pamerannya kali ini, Asri menunjukan caranya dalam bermain dengan seni rupa. Hasilnya: menantang orang bertafsir. Tanda-tanda yang dituangkan tak begitu saja dapat dipahami. Selaras dengan judul pameran, ia dan Mr D memang sedang bermain dan mempermainkan segala hal. (Heti Palestina Y-Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: