E le Pale, Seni membawa Angin Segar di Tengah Kekisruhan Pilihan

E le Pale, Seni membawa Angin Segar di Tengah Kekisruhan Pilihan

E le Pale, seni membawa angin segar di tengah kekisruhan pilihan. Seniman Hari Yong Condro mengajarkan teknik menulis aksara hanzi dalam E Le Pale, di Surabaya Suites Hotel, 28 Januari 2024.-Ahmad Rijaluddin E-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Saputan lembut tinta pekat di atas rice paper. Kuas kayu Hari Yong Condro meliuk, menggaris tegas tanpa jeda untuk tiap goresan. Membentuk rangkaian karakter dasar aksara hanzi. Hari mengawali agenda hari ketiga E Le Pale: Unity in Diversity, pada Minggu, 28 Januari 2024.

E Le Pale diinisiasi oleh General Manager Surabaya Suites Hotel Firman S Permana. Event kesenian yang mengusung ragam budaya di Indonesia. "E le Pale secara implisit mendorong kesadaran masyarakat Indonesia agar selalu bersatu. Seperti tajuknya, Unity in Diversity," ungkap Firman.

Istilah "E le Pale" merupakan wujud metafora dari keragaman budaya. E le pale (dibaca: e le' pale') merupakan kue pluntiran dalam bahasa Madura. Meski kue itu dibuat dari bahan-bahan yang berbeda, tetapi paduan bahan itu dapat memberi rasa yang nikmat.

BACA JUGA:Envi.ro.mental, Pameran Duo Sekar-Peni di Sumenep (1): Memancarkan Visible Soul di Pondok Pesantren Peraih Kalpataru


E le Pale, seni membawa angin segar di tengah kekisruhan pilihan. Praktik menggambar aksara hanzi dalam kertas. Teknik menulis hanzi butuh ketelitian dan memposisikan kuas.-Ahmad Rijaluddin E-

"Konteksnya, bahwa masyarakat Indonesia itu beragam. Tapi justru keberagaman itu yang menjadikan Nusantara ini indah," ungkap Budi Bi, ketua pameran. Pun meski Pilpres telah dekat, ia berharap masyarakat tidak sampai terpecah-belah hanya karena berbeda pilihan.

Salah satu agendanya adalah workshop kaligrafi hanzi yang diampu Hari. Sebanyak 15 orang mengikuti workshop tersebut. Tahap awal, Hari mempraktikkan cara memegang kuas. "Pastikan kuas tegak terlebih dulu. Kemudian, jari telunjuk dan jari tengah berada di depan kuas, diletakkan di bagian atas," ujarnya.

Dari posisi itu, maka kuas berada di sela antara jari manis dan jari tengah. Jari tengah dan kelingking ada di belakang batang kuas tersebut. Teknik itu memungkinkan pelukis untuk leluasa mengguratkan kuas di atas kertas.

BACA JUGA:Envi.ro.mental, Pameran Duo Sekar-Peni di Sumenep (2): Proyek Edukasi Kenalkan Seni Rupa pada Santri

“Hari ini kita akan menulis karakter 永 (yǒng) yang artinya useful atau berguna. Ada sembilan guratan dasar yang merangkai karakter tersebut,” katanya.


E le Pale, seni membawa angin segar di tengah kekisruhan pilihan. Penari Geleng Ro'om Yuniar Fitriani menjadi model melukis on the spot usai menari.-Sahirol Layeli-

Namun, agaknya Hari kurang tepat dalam menafsirkan karakter 永 (yǒng). Berdasarkan uraian dari en.chineseculture.org, karakter 永 (yǒng) berarti forever atau selamanya. Karakter (yǒng) memiliki delapan guratan yang terdiri dari 点 diǎn (titik), 横 hèng (garis horizontal), 竖 shù (garis vertikal), 钩gōu (guratan kail), 提 tí (guratan tegas dari kiri ke kanan), 撇 piě (guratan tegas dari kanan ke kiri), 彎/弯 wān (guratan menukik dari kanan atas ke kiri bawah), dan 捺 nà (gerakan menukik dari kiri atas ke kanan bawah).

Bagi Hari, untuk menulis kaligrafi, perlu mengolah napas untuk mengatur saputan kuas. Karena huruf Mandarin hanzi memiliki bentuk khas, yang bila satu bagiannya terlewat, maknanya jadi lain. "Sebab, ini bukan sekadar menggambar. Tapi menulis dengan rasa," terangnya.

BACA JUGA:13 Perupa dalam Diversity Maknai Pameran ke-12 di Hari Jadi Teh Villa Gallery yang Ke-2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: