20 Tahun Berlakon, Reza Rahardian Bercerita dengan Raga di ARTJOG 2025
Reporter:
Heti Palestina Yunani|
Editor:
Heti Palestina Yunani|
Rabu 06-08-2025,07:51 WIB
Instalasi visual Reza Rahardian di ARTJOG 2025--
HARIAN DISWAY - Di dalam ruang pamer ARTJOG 2025 di Jogja National Museum (JNM), pengunjung sangat mudah menjumpainya. Menjadi karya kedua yang bisa dilihat dari pintu masuk. Salah satu karya dalam ARTJOG itu mengoyak tanya.
Hanya lima menit! Tapi Reza Rahadian seolah ingin meneror. Di ruang sempit nan gelap, sebuah video diputar. Dalam jarak tak kurang 2 meter ke layar, tampak tubuh Reza mulai meliuk-liuk.
Saking detailnya, ruas kulitnya, bulu mata dan dadanya, bilah bibirnya, gunung bahunya, hingga puting susunya, dan semua buku-buku tubuhnya terbaca jelas. Sebagai pemilik raga, Reza seksi sekali.
Melihat pemandangan seintim itu, ada yang menggoda. Semacam gelegak yang meluap sebagaimana umumnya perempuan yang terpikat lawan jenis.
Sebab gerak Reza tak hanya menyita pandang. Tapi juga gairah. Ditandai dengan degup jantung berpacu, mata tak berkedip, napas tertahan, badan terpaku. Itu karena semua tersaji sangat dekat di hadapan.
Dipersembahkan aktor itu sebagai bagian dari refleksi Dua Dasarasa. Kali ini digagas sebagai cara lanjutan yang manis untuk dibawa ke ruang karya seni yang berbeda dari Reza.
Bersama Reza yang menggeliat, penonton menyelami lebih dalam perjalanan berkarya sang aktor. Bukan hanya tentang dirinya tapi juga berbagai perjalanan di balik proses Reza yang setia berakting selama 20 tahun.
Tak tanggung-tanggung Reza melibatkan sejumlah nama tepercaya untuk kolaborasi seperti Garin Nugroho, Andra Matin, Davy Linggar, dan Aditya Surya Taruna. Mereka yang merangkai ruang, kata, visual, dan audio menjadi karya seni yang penuh daya ekstra.
Setelah video selesai diputar, pengunjung diarahkan berjalan ke kanan. Di sana, deretan foto-foto Reza bisa diamati lagi dengan seksama dan lebih jelas karena sebelumnya terlalu singkat dicerna hanya dalam hitungan menit. Kurang? Tidak. Cukup sepanjang itu saja.
Untuk yang semula membaca niat Reza, Eudaimonia tak terang menjelaskan Reza sedang menyampaikan pesan apa. Gerakan-gerakannya tak bisa dikategorikan apakah ia sedang menari, bermain monolog, atau berakting yang menjadi kebisaan utamanya.
Tapi sebagai debut, andai Reza tak sekali ini saja berkarya sebagai seniman. Ditunggu ia menjadi perupa sebagaimana seniman lain dalam ARTJOG yang berkriprah lebih dulu. Semata agar, Eudaimonia tak cuma jadi semacam pamer tubuh sang aktor.
Selamat 20 tahun berlakon, Reza. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: