Bagas Iman Waluyo, Caleg Generasi Z Ajak Anak Muda Tak Termakan Hoax

Bagas Iman Waluyo, Caleg Generasi Z Ajak Anak Muda Tak Termakan Hoax

Bagas Iman Waluyo, caleg DPRD Kota Surabaya-Dokumentasi Pribadi-

BAGAS Iman Waluyo masuk dalam rekomendasi caleg (calon anggota legislatif) DPRD Kota Surabaya. Pria kelahiran tahun 1999 ini mewakili generasi Z pada pesta demokrasi pemilihan umum 2024. 

Bagas diusung Partai Gerinda, dengan daerah pemilihan (Dapil) 3 yang meliputi Kecamatan Mulyorejo, Bulak, Sukolilo, Tenggilis Mejoyo, Rungkut, Gunung Anyar, dan Wonocolo.

Bagas mengajak anak muda di Indonesia tidak termakan hoax. Perkembangan teknologi begitu pesat, maka harus diimbangi dengan pengetahuan yang mumpuni.

"Jangan termakan hoax dan isu, tetap kita sama-sama Indonesia," katanya saat ditemui di sela-sela silaturahmi dengan para guru sekolahnya, pekan lalu. 

Hal yang sangat penting ialah tidak langsung percaya dengan isu yang beredar. Menurutnya penting untuk mencari sumber informasi tepercaya. Agar Indonesia tidak terpecah belah.

BACA JUGA:Alif Iman Waluyo, Caleg Millenial DPRD Kota Surabaya dari Partai Gerindra Didukung Penuh Orang Tua

BACA JUGA:Gerindra Unggul Peringkat Pertama Capai 21,1% Salip PDIP

Lebih lanjut, lulusan Hukum Universitas Surabaya ini berani terjun ke ranah politik karena ingin membuat perubahan. Selama ini Bagas hanya menjadi penonton saja. Kesehariannya sibuk bekerja mengurus bisnis orang tua. 

"Kami background pengusaha bukan politik, awalnya nggak tertarik tapi ketika turun ke lapangan, ada keluhan dan ingin membuat perubahan," ujarnya.

"Jadi, orang tua berpesan, kalau bisa berbuat baik untuk semua orang. Kalau nggak bisa ke semua orang ya beberapa orang. Kalau nggak bisa ke satu orang, kalau nggak bisa lagi ya jangan mengecewakan," lanjutnya. 

Bagas memiliki berbagai program prioritas, namun tetap disesuaikan dengan komisi yang akan menaungi apabila terpilih. Program prioritas di antaranya memperbaiki pendidikan dan mengkritisi pembangunan infrastruktur yang tidak merata di Surabaya. 

"Kita hanya lihat ikon Surabaya saja, padahal banyak jalan yang rusak," imbuhnya. (Wulan Yanuarwati).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: