Perantau di Surabaya Jelang Pemilu 2024: Tak Bisa Nyoblos, Bawa Dalam Doa Saja

Perantau di Surabaya Jelang Pemilu 2024: Tak Bisa Nyoblos, Bawa Dalam Doa Saja

Pekerja menata surat suara pemilu sebelum dilakukan pengemasan di gudang logistik Pemilu 2024 Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 2 Februari 2024.-Julian Romadhon/Harian Disway-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pemilihan umum (Pemilu) 2023 tinggal menghitung hari. Pencoblosan digeber pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang. Hari ini, Sabtu, 10 Februari 2024, merupakan hari terakhir kampanye Pilpres 2024.

Sayang, pesta demokrasi untuk seluruh masyarakat Indonesia itu tidak bisa dirasakan oleh semua orang. Masih banyak perantau yang tidak bisa menggunakan hak pilih. Mereka tidak bisa mencoblos di kota rantau. Termasuk di Surabaya.

Di antara mereka, ada Widi, karyawan swasta yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah. Ia sudah merantau selama dua tahun di Kota Pahlawan. Ia tidak bisa pulang di hari coblosan. Tapi juga tidak bisa menggunakan hak pilih di perantauan.

BACA JUGA:Pertama Kali Ikut Pemilu, Pemudi Ini Antusias Bawa Banner dan Lightstick Anies ke JIS

"Udah ngurus sejak kemarin Januari, tapi katanya harus ada surat tugas dari kantor dan surat apa gitu, semacam pengantar," cerita Widi. "Karena ribet, saya akhirnya lepas. Kan kerja. Bolak balik ke kantor urus ya harus ijin-ijin," lanjut pria berusia 25 tahun itu.


PERANTAU di Surabaya jelang Pemilu 2024: tak bisa nyoblos, bawa dalam doa saja. Foto: Petugas KPU Surabaya menyiapkan surat suara.-Julian Romadhon-Harian Disway-

"Di berita saya baca tanggal 7 Februari kemarin terakhir pendaftaran bagi orang luar kota. Saya udah lama ajuin, tapi gak semudah berita itu," lanjut dia.

Widi sebenarnya merupakan anak muda yang melek politik. Kendati sudah memiliki pilihan, tapi kenyataan berkata lain. Dia berharap ke depan pemerintah bisa memudahkan warga menggunakan hak politiknya.

BACA JUGA:Dispendukcapil Surabaya Fasilitasi Hak Coblos Pemilu 2024 Bagi Ratusan Narapidana dan Penghuni Liponsos

Senada dengan Widi, ada Silvia, asal Nusa Tenggara Timur mengaku tidak mencoblos pada Pemilu 2024 besok. Silvia mengaku bingung cara urus pindah pilih. Meskipun dia ngekos bersama anaknya, namun pengakuannya tidak mudah.

"Anak kerja, pagi sampai malam. Saya urus pindah bingung juga. Ya sudah pasrah saja,to," kata Silvia, yang berusia 27 tahun itu. "Tapi saya suka dengan satu paslon. Bawa doa saja, to. Saya percaya Tuhan kasih terbaik," ujar dia optimis.

Lain lagi dengan Julian, 24. Warga Bali itu mengaku tidak menemui kesulitan mengurus kepindahan Tempat Pemilihan Suara (TPS). Lulusan Universitas Airlangga ini mengaku urus pindah pilih di kelurahan tempatnya kos.

BACA JUGA:Kampus Stikosa AWS Bergerak! Ini Isi Petisi untuk Pemilu dan Pilpres 2024

BACA JUGA:Kepada Penyelenggara Pemilu, Surya Paloh Minta untuk Kembali ke Jalan yang Benar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: