Demi Keamanan Siber APAC, Google.org Kucurkan USD 15 Juta untuk 300 Ribu Bisnis Kecil dan Masyarakat
Google.org, lembaga filantropi Google, memperkuat kemampuan siber dari 300 ribu bisnis mikro dan kecil yang kurang terlayani, LSM, dan perusahaan sosial. Komitmen itu diwujudkan dengan memberikan USD 15 juta kepada The Asia Foundation. -TAF-
JAKARTA, HARIAN DISWAY - Google.org, lembaga filantropi Google, memperkuat kemampuan siber dari 300 ribu bisnis mikro dan kecil yang kurang terlayani, LSM, dan perusahaan sosial. Komitmen itu diwujudkan dengan memberikan USD 15 juta kepada The Asia Foundation.
Dana sebesar itu diharapkan sebagai kekuatan untuk melaksanakan Program Dana Keamanan Siber APAC bekerja sama dengan CyberPeace Institute dan Global Cyber Alliance.
Selama ini, bekerja sama dengan organisasi pelaksana dan universitas di seluruh wilayah, The Asia Foundation punya tujuan membekali komunitas lokal dan mahasiswa melalui alat peningkatan keterampilan dan klinik siber untuk melindungi dari risiko kejahatan online.
BACA JUGA: Buku Perempuan Penjaga Hutan Dirilis Bareng Hari Pahlawan Nasional
“Inisiatif ini akan mencakup 13 lokasi, termasuk Bangladesh, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam,” kata Lead for Google.org APAC Maria Ralic.
Maria menyatakan bahwa pihaknya bangga bisa mendukung The Asia Foundation dalam memberdayakan organisasi rentan, seperti usaha kecil menengah dan organisasi nirlaba di seluruh Asia Pasifik.
Dengan keterampilan keamanan siber esensial dan sumber daya untuk mengatasi ancaman siber yang semakin berkembang saat mereka bergerak melalui ekonomi digital.
Dengan memanfaatkan mitra global, keahlian lokal, dan program pelatihan yang disesuaikan, Program Dana Keamanan Siber APAC mengadopsi pendekatan kolaboratif untuk memperkuat ketahanan siber di tingkat akar rumput.
“Kami menantikan kemajuan yang akan dihasilkan oleh inisiatif ini dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman di Indonesia dan di seluruh wilayah APAC,” paparnya.
Dijelaskannya lebih lanjut, di Indonesia program ini bertujuan untuk menjangkau hingga 70 ribu UMKM, LSM, dan wirausaha sosial yang bermitra dengan mitra pelaksana lokal, yaitu: Asosiasi PPSW, Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Majelis Ekonomi Bisnis dan Pariwisata Muhammadiyah.
Sementara Country Representative Indonesia Hana Satriyo menambahkan bahwa berdasarkan data Polri, jumlah kejadian kejahatan siber pada 2022 meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 hingga 14 kali lipat.
Hal ini menunjukkan betapa rentannya pengguna internet di Indonesia. pengguna internet di Indonesia telah mencapai 210 juta orang, setengahnya merupakan bagian dari transaksi ekonomi digital.
“Oleh karena itu, kami sangat senang program ini dapat diterapkan di Indonesia. Program ini akan memperkuat kapasitas usaha mikro yang memulai bisnis online mereka. Selain itu, program ini tidak hanya melindungi individu dari ancaman dunia maya namun juga memperkuat kompetensi organisasi mitra kami, sehingga memungkinkan integrasi layanan mereka ke dalam arena digital,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: