Sentimen Pasar Pilpres
Ilustrasi sentimen pasar pilpres.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
HARI INI pesta demokrasi pemilihan umum legislatif (pileg) dan pemilihan umum presiden (pilpres) digelar serentak. Sore nanti kita bakal tahu apakah pilpres akan berlangsung sekali putaran atau dua kali putaran.
Paling tidak, itu akan tergambar dari quick count yang dilakukan banyak lembaga survei.
Hasil pemilu kali ini tentu bukan hanya siapa presiden-wakil presiden terpilih. Juga, partai apa pemenang pemilu, siapa saja anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih.
Namun, magnet terbesar adalah kontestasi pilpres. Siapa di antara pasangan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud yang bakal memenangi pilpres.
Hasil pileg kali ini pasti akan berdampak besar pada perekonomian. Karena itu, jalannya pilpres dan siapa yang jadi pemenang bakal direspons pasar. Jika positif, respons pasar akan positif yang ditunjukkan dengan harga saham-saham yang baik. Begitu pun sebaliknya.
Jelang dan pascapilpres, pasar biasanya bergejolak, volatile, naik atau turun drastis. Begitu juga pada pilpres kali ini. Kemarin indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah cukup dalam, 87,93 poin atau 1,20 persen.
Keadaan itu tidak biasa. Sebab, studi pada tiga pilpres sejak 2009, di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG cenderung menguat jelang pencoblosan. Artinya, pilpres direspons positif oleh pelaku pasar.
Begitu juga, pascapilpres 2009, 2014, dan 2019 investor masih merespons dengan baik. Beberapa studi menunjukkan, seusai Pilpres 2009, 2014, dan 2019, IHSG naik rata-rata 2,96; 10,42; dan 10,87 dalam rentang 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah pencoblosan.
Pilpres 2009 yang digelar 8 Juli diikuti tiga pasang calon. Satu hari menjelang coblosan, IHSG naik signifikan dan bertahan hingga sehari setelah pilpres. Namun, dua hari setelah pelaksanaan pemilu, indeks komposit di BEI itu kembali jatuh hingga seperti sebelum pemilu.
Hal yang sama terjadi pada 2014 yang digelar 9 Juli. Pada bulan April-Mei, IHSG naik signifikan. Pada pertengahan Mei 2014, IHSG sempat mencapai level 5.050. Namun, indeks justru terkoreksi ke kisaran 4.850–4.900 pada akhir Juni 2014.
IHSG mulai merangkak pada awal Juli 2014, hingga mencapai level 5.100 sehari setelah pemungutan suara. Namun, IHSG kembali turun ke level di bawah 5.050 dua hari seusai pemungutan suara.
Hal yang sama terjadi pada Pilpres 2019 yang digelar 9 Juli. IHSG sehari sebelum pelaksanaan pemilu mengalami kenaikan yang signifikan hingga sehari sesudah pelaksanaan pemilu. Namun, dua hari setelah pelaksanaan pemilu, indeks saham gabungan itu mengalami penurunan tajam.
Lalu, apakah pilpres berdampak besar terhadap pasar keuangan, khususnya pasar modal? Berdasar berbagai studi, dilihat dari sisi volume perdagangan dan abnormal return (return tidak normal), ternyata tidak ada dampak serius pilpres terhadap pasar.
Itu terbukti dari banyak penelitian yang mengukur apakah terdapat return tidak normal di sekitar pilpres. Hasilnya, tidak ada perbedaan return yang didapat investor di sekitar pilpres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: