Sentimen Pasar Pilpres

Sentimen Pasar Pilpres

Ilustrasi sentimen pasar pilpres.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Studi melalui volume perdagangan juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah pilpres. Artinya, secara umum, perdagangan investor di BEI sebelum dan sesudah pilpres tidak berbeda signifikan. 

Desi Wahyuni dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, mencoba dengan cara lain. Membandingkan return sebelum dan sesudah pilpres. 

Hasilnya, tidak ada perbedaan signifikan return saham di BEI antara sebelum dan sesudah pilpres. Artinya, harga saham-saham sesudah pilpres tidak berubah. Gelaran pilpres tidak berdampak pada harga saham-saham. 

Jika kita melihat harga saham di sekitar gelaran pilpres, memang tampak ada perbedaan yang nyata. Indeks menunjukkan sentimen pasar yang kuat dalam dua hingga tiga hari di sekitar pilpres. Namun, jika kita uji betul dengan windows hampir sebulan, ternyata harga saham tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Hal itu terjadi karena mungkin masyarakat sudah bisa mengetahui peluang setiap calon. Investor juga bisa memprediksi siapa yang akan menjadi pemenang lantaran informasi dari berbagai lembaga survei sudah menunjukkan hal tersebut. 

Artinya, investor sudah bereaksi jauh hari sebelum hari H pencoblosan. Dampak pilpres hanya sesaat di pasar, satu hingga dua hari saja. 

Makin rendahnya respons investor terhadap pilpres itu bisa saja disebabkan masyarakat sudah tahu siapa yang akan jadi pemenang dalam pilpres. 

Itu tak lepas dari rilis-rilis hasil survei lembaga-lembaga survei jauh hari menjelang pencoblosan. Yang disebut-sebut ada agenda setting untuk mengarahkan pilihan pada paslon tertentu. 

Selain itu, investor sudah memiliki literasi pasar modal yang baik. Tidak mau mengambil risiko atas transaksi yang dasarnya tidak kuat. 

Dampak pilpres terhadap perekonomian secara umum memang juga mengalami penurunan. Itu bisa dilihat dari hasil kajian RPM FEB UI dengan judul Dampak Pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi pada 2009 yang mencapai 0,3 persen sampai 0,5 persen. Namun, sejak 2014, dampaknya hanya tinggal 0,1 persen.

Kemungkinan lain adalah cukup efisiennya pasar modal kita, Bursa Efek Indonesia. Dalam pasar yang efisien, tidak ada seorang pun yang memperoleh abnormal retrun. Sebab, semua investor telah memiliki informasi yang cukup tentang masa lalu (historis) dan masa kini sehingga transaksi dilakukan secara hati-hati. 

Pasar dikatakan efisien apabila tidak ada seorang pun, baik investor individu maupun investor institusi, yang akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return) setelah disesuaikan dengan risikonya. 

Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cermin dari informasi yang ada atau stock prices reflect all available information

Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien, harga-harga aset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang aset atau sekuritas tersebut. 

Berbagai studi menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tergolong efisien setengah kuat. Artinya, harga di pasar sudah mencerminkan informasi masa lalu dan informasi saat ini yang dipublikasikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: