Pasar Saham Dunia Kembali Anjlok Akibat Lonjakan Tarif AS terhadap Tiongkok

Pasar Saham Dunia Kembali Anjlok Akibat Lonjakan Tarif AS terhadap Tiongkok

Presiden Donald Trump berbicara dalam acara makan malam Komite Kongres Partai Republik Nasional (NRCC). Tarif Trump terhadap produk asal China yang melampaui 100 persen berdampak terhadap penurunan harga saham dunia. --Anna Moneymaker / AFP

HARIAN DISWAY - Pasar saham dunia dan harga minyak kembali mengalami penurunan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mengejutkan menaikkan tarif terhadap produk asal Tiongkok hingga melampaui 100 persen. 

Situasi pasar yang sempat stabil pada Selasa tidak berlangsung lama. Pada Rabu pagi, 9 April 2025, pelaku pasar global kembali diliputi kepanikan setelah Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 50 persen terhadap produk Tiongkok. 

Awalnya, pemerintah AS telah memberlakukan tarif dasar sebesar 20 persen terhadap barang-barang impor asal Tiongkok.

Kemudian, pada 2 April 2025, Trump menambahkan 34 persen tarif, menjadikan total beban tarif mencapai 54 persen. 

BACA JUGA:Resistansi Indonesia dalam Menghadapi Perang Dagang Tarif Trump

Tiongkok langsung merespons dengan menerapkan tarif balasan yang sebanding terhadap produk asal Amerika Serikat.

Sebagai tanggapan atas sikap Beijing tersebut, Trump kembali menaikkan tarif sebesar 50 persen, sehingga total tarif terhadap ekspor Tiongkok kini mencapai 104 persen.


Sebuah layar dengan indikator saham terlihat di distrik Jing'an di Shanghai pada tanggal 9 April 2025. Presiden AS Donald Trump terus maju dengan tarif lebih dari 100 persen terhadap barang-barang Tiongkok setelah Beijing menolak menarik tarif balasannya--HECTOR RETAMAL / AFP

Langkah itu pun memperkeruh hubungan dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan berdampak luas pada mitra dagang lainnya. 

Di tengah ketidakpastian global yang meningkat, para investor global menarik dananya dari pasar saham dan memindahkannya ke aset yang lebih aman.

BACA JUGA:Trump Ancam Naikkan Tarif untuk Tiongkok Hingga 104 Persen

Pasar saham Asia langsung menunjukkan reaksi negatif. Indeks Nikkei di Jepang jatuh 2,7 persen, sementara bursa Hong Kong mencatat penurunan lebih dari tiga persen. 

Bursa-bursa lain di kawasan Asia dan Eropa juga menunjukkan tren serupa. Para analis memperkirakan bahwa konflik dagang yang terus berlanjut ini dapat mendorong ekonomi global ke ambang resesi.

Di sisi lain, harga minyak juga anjlok lebih dari empat persen, dengan menyentuh titik terendah sejak 2021 saat pandemi Covid-19, akibat kekhawatiran bahwa tekanan ekonomi akan menurunkan permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: