Teror Junji Ito Hidup di Horror House Grand City Surabaya

Junji Ito Horror House pertama di Indonesia yang bertemakan jepang diadakan di Grand City Mall Surabaya, 14 Agustus 2025. -Christian Mazmur-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pernahkah Anda merasa seperti berjalan langsung ke dalam panel komik Junji Ito? Itulah yang dialami pengunjung ketika memasuki Horror House di Grand City Mall Surabaya.
Mulai 15 Agustus hingga 30 September 2025, gerai di lantai dua mal itu menjadi pintu gerbang menuju dunia gelap penuh teror. Karakter-karakter ikonik seperti Tomie, Souichi, dan kisah Uzumaki bangkit dari halaman komik.
Dari luar, dinding merah berbalut banner raksasa menatap balik pengunjung, dihiasi potret Tomie yang menebar tatapan ambigu. Antara memikat dan mengancam.
Tulisan “Horror House: Junji Ito” terpampang besar, seolah menjadi peringatan bahwa ini bukan pengalaman horor biasa.
Langkah pertama memasuki area ini disambut cahaya redup yang nyaris gulita. Booth registrasi hanya diterangi satu lampu kuning temaram, cukup untuk melihat senyum tipis petugas yang memegang daftar tiket. Bahkan di awal, suasananya sudah menguji nyali.
BACA JUGA:Dead by Daylight x Junji Ito, Kolaborasi Horor dengan Kostum Ikonik
BACA JUGA:Jejak Panjang Bom Atom Jepang, Delapan Dekade Silam (1): Menginspirasi Seni hingga Anime
Selain bisa merasakan pengalaman langsung dalam dunia Junji Ito, pengunjung juga bisa berforto dan mengambil video di Zona C. -Christian Mazmur-HARIAN DISWAY
Setelah tiket di tangan, pengunjung diberi pilihan: mulai dari Zona A atau Zona B. Kedua zona ini hanyalah permulaan dari tiga zona utama—A, B, dan C—yang memuat potongan dunia Junji Ito. Total ada 13 ruangan tematik, dirancang bukan sekadar untuk dilihat, tetapi untuk dinikmati langsung.
Di Zona A, lorong-lorong sempit dengan visual disturbing mengundang langkah hati-hati. Efek suara samar, seperti bisikan dan langkah kaki di belakang, menambah ketegangan. Aktor live-action muncul tiba-tiba, memerankan karakter-karakter ikonik, lengkap dengan riasan grotesk.
Sebelum masuk, setiap kelompok beranggotakan 4–6 orang akan diikat oleh seutas tali sepanjang 3 meter. Itu adalah cara untuk memastikan tak ada yang tertinggal di tengah kegelapan.
Zona A diawali ruang 3x3 meter, gelap hanya dengan beberapa lilin di tengah. Kain hitam melingkar menciptakan atmosfer mirip ritual pengkultusan.
Dari kegelapan, suara Tomie terdengar. Merdu namun mengancam. Ia adalah gadis berparas cantik dengan rambut hitam panjang, namun di balik kecantikannya tersembunyi teror.
BACA JUGA:K-Pop dan Anime Picu Meningkatnya Minat Belajar Bahasa Korea dan Jepang di Kalangan Remaja
BACA JUGA:Griffith, Anime Elang Putih yang Menjadi Iblis
Diciptakan pada 1987, Tomie memiliki kemampuan beregenerasi, bahkan berkembang biak menjadi banyak versi dirinya, memicu obsesi dan kegilaan pada siapa pun yang ditemuinya. Saat suara itu berhenti, kepala Tomie tiba-tiba muncul dari atas, membuat pengunjung terperanjat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: