4 Karakter Ikonik Junji Ito yang Menghantui Imajinasi Pembaca

4 Karakter Ikonik Junji Ito yang Menghantui Imajinasi Pembaca

Junji Ito komikus asal Jepang yang punya berbagai karya horor ikonik. --artifice

HARIAN DISWAY – Bicara tentang horor dalam komik Jepang, satu nama selalu muncul: Junji Ito. Maestro yang dikenal dengan garis tinta hitam-putih yang mencekam itu melahirkan karakter-karakter yang tidak hanya menakutkan secara visual, tetapi juga menghantui pikiran pembaca lama setelah halaman terakhir ditutup.

Dari wajah cantik yang menyimpan kutukan, hingga obsesi gila yang menyeret orang lain ke dalam jurang, karakter-karakter ciptaannya menjadi ikon dalam budaya populer horor.

Mereka bukan sekadar tokoh cerita—mereka adalah simbol dari rasa takut terdalam manusia. Berikut lima karakter ikonik dari dunia Junji Ito yang kisahnya telah melegenda.

1. TomieTomie (1987)


Tomie karakter yang punya kemampuan regenerasi. --Sportkeeda

Jika ada satu karakter yang paling melekat dengan nama Junji Ito, maka itu adalah Tomie Kawakami. Pertama kali muncul di manga Tomie pada 1987, karakter ini diciptakan ketika Ito masih berusia awal 20-an.

BACA JUGA:Teror Junji Ito Hidup di Horror House Grand City Surabaya

BACA JUGA:Dead by Daylight x Junji Ito, Kolaborasi Horor dengan Kostum Ikonik

Ceritanya sederhana namun mengguncang: seorang gadis muda cantik, dibunuh oleh teman-temannya, namun selalu kembali hidup, berkali-kali, tanpa pernah benar-benar mati.

Tomie adalah lambang kecantikan yang beracun. Wajahnya menawan, pesonanya membuat pria tergila-gila hingga kehilangan kewarasan. Namun pesona itu justru menjadi kutukan. Di balik senyum manis, Tomie adalah manipulator ulung.

Dia membuat orang bertengkar, saling membunuh, bahkan rela memotong tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil. Ironisnya, dari setiap potongan itu, Tomie bisa tumbuh kembali menjadi individu baru.

Ikon terbesar dari Tomie bukan sekadar regenerasinya, tetapi ketidakmampuan manusia untuk menolak daya tariknya. Tomie bukan monster dengan cakar atau taring. Ia adalah refleksi dari sisi gelap obsesi dan keinginan manusia—bahwa kecantikan bisa jadi senjata paling mematikan.

BACA JUGA:Jejak Panjang Bom Atom Jepang, Delapan Dekade Silam (1): Menginspirasi Seni hingga Anime

BACA JUGA:K-Pop dan Anime Picu Meningkatnya Minat Belajar Bahasa Korea dan Jepang di Kalangan Remaja

2. Souichi – Souichi’s Diary of Delights & Souichi’s Diary of Curses


Souichi, anak pecinta kutukan yang selalu meneror teman-temannya. --Screenrant

Souichi Tsujii adalah karakter yang kontras dengan Tomie. Jika Tomie melambangkan kecantikan dan pesona, Souichi justru hadir sebagai anak aneh yang menggelikan sekaligus menyeramkan.

Ia pertama kali muncul dalam seri cerita pendek Souichi’s Diary of Delights dan kemudian berlanjut dalam Souichi’s Diary of Curses.

Souichi digambarkan sebagai bocah kurus dengan rambut acak-acakan, wajah pucat, dan kebiasaan mengunyah paku. Ya, paku sungguhan. Kebiasaannya itu menjadi ciri khas visual yang tak terlupakan.

Ia terobsesi dengan ilmu hitam, suka membuat kutukan, dan gemar mengganggu orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarganya sendiri.

BACA JUGA:Griffith, Anime Elang Putih yang Menjadi Iblis

BACA JUGA:Anime Cyberpunk: Edgerunners 2 Resmi Diumumkan, 10 Episode Baru Tanpa David Martinez

 

Namun, di balik kesan menakutkan, Souichi juga mengundang tawa. Ia lebih sering gagal daripada berhasil dalam melaksanakan rencananya.

Kutukannya berbalik, trik sihirnya kacau, dan ulahnya sering menimbulkan kekacauan konyol. Justru kontradiksi inilah yang membuat Souichi begitu ikonik: ia adalah horor yang bisa membuat pembaca tertawa sekaligus merasa ngeri.

3. Fuchi – Fashion Model (1997)


Fuchi adalah model dengan perawakan yang mengerikan. --Screenrant

Dari sekian banyak tokoh menakutkan, Fuchi menempati tempat spesial. Pertama kali muncul di cerita pendek Fashion Model pada 1997.

Dia digambarkan sebagai model terkenal dengan tubuh tinggi menjulang dan wajah yang benar-benar di luar nalar kecantikan. Bibir tebal, mata besar menonjol, dan senyum menganga yang lebih menyerupai predator.

BACA JUGA:Mengenal Wonder of You: Stand Teraneh di Anime JoJo’s Bizarre Adventure

BACA JUGA:Leviathan, Anime Bertema Perang yang Punya Kisah Mendalam

Yang membuat Fuchi ikonik adalah kontras antara profesinya dan penampilannya. Dunia mode identik dengan kecantikan sempurna, sementara Fuchi justru tampil grotesk. Namun, ia tetap dipuja di dunia model, seolah dunia di sekitarnya menolak mengakui betapa menakutkan wajahnya.

Dalam ceritanya, Fuchi terlibat dalam produksi film horor. Namun ia bukan sekadar aktris, dia predator sesungguhnya. Fuchi memburu orang-orang di sekitarnya, dan adegan ketika ia memakan korbannya menjadi salah satu momen paling mengerikan dalam karya Junji Ito.

 

Ikon Fuchi bukan hanya dari wajahnya yang tak terlupakan, tapi juga kritik sosial yang ia bawa: obsesi terhadap kecantikan bisa begitu membutakan hingga bahkan sesuatu yang mengerikan bisa dianggap glamor.

Dia muncul kembali dalam beberapa antologi seperti Shiver dan Slumber. Setiap kemunculannya selalu menimbulkan rasa ngeri sekaligus ketertarikan.

BACA JUGA:Ninjutsu, Taijutsu, dan Genjutsu, Ini Dia Perbedaan 3 Jenis Jurus di Anime Naruto

BACA JUGA:Mengapa Hiatus Sering Terjadi di Dunia Manga dan Anime?

Miss Fuchi bukan hanya sekadar karakter yang hadir sekali lalu hilang. Dia adalah simbol obsesif dari dunia fesyen dan kecantikan yang dipelintir menjadi mimpi buruk. Dalam setiap versi ceritanya, Miss Fuchi selalu kembali dengan wajahnya yang menganga dan kebiasaannya memburu manusia.

4. Kirie Goshima – Uzumaki (1998–1999)


Kirie Goshima punya kutukan spiral yang membuat banyak orang tergulung. --fandomwire

Uzumaki adalah salah satu karya masterpiece Junji Ito. Manga ini bercerita tentang sebuah kota yang dikutuk oleh spiral. Dalam kisah ini, karakter Kirie Goshima menjadi pusat cerita. Ia bukan monster, bukan antagonis, melainkan mata pembaca untuk melihat dunia yang kian kacau.

Kirie adalah siswi SMA biasa yang tinggal di kota Kurouzu-cho. Dari sudut pandangnya, pembaca menyaksikan bagaimana fenomena spiral menggerogoti kehidupan warganya: dari rambut yang menggulung tak terkendali, manusia berubah menjadi siput, hingga pusaran angin yang menelan segalanya.

Kirie ikonik bukan karena ia menakutkan, tetapi karena ia menjadi representasi manusia biasa yang menghadapi absurditas horor kosmik. Ketegarannya menghadapi kekacauan membuat pembaca merasa dekat, seolah ikut terseret ke dalam pusaran spiral bersama dirinya.

BACA JUGA:Marvel Tokon: Fighting Soul, Kombinasi Epik Superhero Rasa Anime

BACA JUGA:Dereten Karakter Sampingan Anime yang Mencuri Spotlight

Adegan paling ikonik? Ketika Kirie menyaksikan tubuh-tubuh manusia yang melilit satu sama lain dalam bentuk spiral sempurna di bawah tanah kota. Momen itu bukan sekadar horor visual, tapi juga simbol keterjebakan manusia dalam takdir yang tak bisa dihindari.

 

Keabadian karakter ini dalam karya-karya Ito membuatnya setara dengan Tomie: ikon horor yang melintasi generasi. Bedanya, kalau Tomie adalah lambang kecantikan mematikan, Fuchi adalah kebalikan: kejanggalan yang justru diagungkan.

Karakter-karakter Junji Ito hadir bukan sekadar untuk menakuti. Mereka adalah cermin dari obsesi, kelemahan, dan ketakutan manusia.

Tomie menggambarkan kecantikan yang berbahaya, Souichi mewakili sisi nakal dan obsesi kanak-kanak, Fuchi menertawakan dunia mode, Kirie menjadi saksi horor kosmik, sementara Miss Fuchi terus mengingatkan bahwa mimpi buruk bisa muncul dari hal yang paling absurd.

 

Lima karakter ini membuktikan bahwa horor tidak selalu tentang monster besar atau darah yang berceceran. Kadang, horor paling mencekam adalah ketika ia terasa dekat, menyentuh sisi gelap kehidupan sehari-hari.

Dan di situlah letak kejeniusan Junji Ito: membuat sesuatu yang tak masuk akal terasa mungkin, bahkan setelah kita menutup bukunya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: