PT Pura-Pura Kerja, Perusahaan untuk Penganggur: Tak Dapat Gaji, Justru Harus Membayar

PT Pura-Pura Kerja, Perusahaan untuk Penganggur: Tak Dapat Gaji, Justru Harus Membayar

LULUSAN BARU dari universitas mengantre di sebuah pameran lowongan kerja di Yibin, Provinsi Sichuan, Tiongkok.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

Jadi pengangguran memang tidak mengenakkan. Karena itu, ’’perusahaan’’ ini hadir. Agar para penganggur bisa seolah-olah bekerja. Nama perusahaannya pun pas: PT Pura-Pura Kerja.

SABAN hari sekitar pukul 08.00, Shui Zhou melangkah masuk ke sebuah kantor mungil. Memulai harinya di Dongguan, sebuah kota di sisi tenggara Tiongkok, di Provinsi Guangdong.

Di sana, 5 rekan kerjanya sudah duduk di depan komputer masing-masing. Ada yang sibuk mengetik. Sebagian lagi hanya menatap layar kosong. Sambil sesekali, di sela-sela waktu, mereka akan ngobrol santai atau main game.

Jangan keliru. Shui Zhou dan rekan-rekannya memang datang ke kantor setiap hari. Bukan untuk bekerja. Mereka justru pengangguran. Sedang berjuang mencari pekerjaan.

BACA JUGA:14 Agustus 2025 Memperingati Hari Kaligrafi Sedunia, Sejarahnya Berakar di Tiongkok

BACA JUGA:Tiongkok yang Berjuang Melawan Penurunan Populasi: Hidup Kian Mahal, Pilih Tanpa Anak

Nama ’’perusahaan’’ tempat ’’kerja’’ mereka pun unik. BBC menyebutnya sebagai Pretend to Work Company. Dalam Bahasa Indonesia, Anda boleh menyebutnya sebagai: PT Pura-Pura Kerja.

Ya. Anda tidak salah baca. Kantor itu memang unik. Untuk bisa “bekerja” di situ, Anda perlu merogoh kocek sekitar 30 sampai 50 yuan per hari. Atau sekitar Rp 67 ribu hingga Rp 113 ribu.

Tempat itu menawarkan kebebasan penuh. Anda bisa melamar pekerjaan, membangun start-up, atau sekadar mengisi waktu produktif.

Biaya yang Anda keluarkan sudah mencakup fasilitas lengkap seperti komputer, koneksi internet, ruang rapat, hingga sudut kopi dan teh.


PURA-PURA KERJA, Shu Zhou (kiri) dan seorang kawannya terlihat bahagia di kantor.-BBC-

Menurut BBC, beberapa penyedia layanan bahkan menyertakan makan siang dan kudapan sebagai bagian dari paket harian.

Perusahaan itu jadi fenomena populer terbaru di Tiongkok. Sudah tersebar di beberapa kota besar. Termasuk Shenzhen, Shanghai, Nanjing, Wuhan, Chengdu, serta Kunming.

Menurut ahli ekonomi Tiongkok, Dr Christian Yao, perusahaan itu jadi semacam solusi di tengah angka pengangguran generasi muda yang menembus 14 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: