Mengapa Harus Nikel?

Mengapa Harus Nikel?

Ilustrasi nikel yang ingin dikembangkan sendiri di Indonsia.-Wikipedia-

INDONESIA dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah berupa emas, minyak bumi, batu bara, gas alam, panas bumi, timah, tembaga, dan nikel serta logam lainnya. 

Kekayaan alam tersebut tersebar di beberapa daerah, mulai Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, hingga Papua. 

Khusus nikel banyak ditemukan di pulau Sulawesi, bahkan merupakan cadangan terbesar di dunia. Proses terbentuknya endapan nikel laterit dimulai dengan proses pelapukan pada batuan peridotit. 

BACA JUGA: Jokowi Bertemu Biden di AS, Bahas Konflik Palestina dan Pasokan Nikel

Pada dasarnya, pengambilan nikel di alam biasanya dilakukan dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. 

Untuk kegiatan eksplorasi, dilakukan survei terlebih dahulu terhadap data dan peta yang sudah ada. Data diperoleh dengan cara pengeboran vertikal dari permukaan ke bawah perut bumi. 

Sampel core kemudian diteliti dan dianalisis lebih lanjut dengan beberapa metode. Dengan demikian, dapat dihitung cadangan endapan mineral terhadap kuantitas dan kualitasnya yang secara ekonomis dapat ditambang. 

BACA JUGA: Tiongkok Makin Dominan di Industri Nikel Indonesia

KELEBIHAN DAN PRODUK NIKEL

Nikel mempunyai struktur kristal FCC (face centered cubic), bidang kristal yang dominan adalah bidang (111) dan secara alamiah mempunyai sifat feromagnetik. 

Struktur FCC merupakan struktur kristal yang padat karena mempunyai nilai APF sebesar 0,74 sehingga mempunyai kelebihan sifat yang keras dan tahan terhadap korosi. 

Sebab, pada pengujian korosi, nikel mempunyai daerah pasivasi yang cukup lebar sehingga memberikan lapisan pelindung pada permukaannya. 

BACA JUGA: Tiga Tahun, Hilirisasi Nikel Raup Rp 450 triliun

Hasil tambang nikel di alam dalam bentuk bijih laterit sebesar 70 persen dan bijih sulfida sebesar 30 persen. Meski sedikit, bijih sulfida lebih banyak digunakan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: