Berkunjung ke Surabaya, Mahasiswa University of Marburg Gelar Culture Oddysey
Madita Huschbeck, salah seorang mahasiswa University of Marburg, Jerman, naik ke atas kepala reog Ponorogo. Dia menjadi pemeran Dewi Songgolangit. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY
Selain melihat pementasan, mereka juga diajak mendengar kisah rakyat di balik kesenian tersebut. "Jadi, mereka bisa memperoleh pengetahuan yang komplet. Termasuk tentang nilai historis dan budaya yang terkandung di dalamnya," ujar Ipung, panggilan Dhahana.
Para mahasiswa pun terkesan dengan kesenian reog. Termasuk Madita. Usai pementasan, dia menyampaikan kesan-kesannya pada Harian Disway. "Saya kagum dengan kultur Indonesia. Penduduknya sangat ramah dan selalu tersenyum. Memerankan Dewi Songgolangit ini baru pertama kali saya rasakan. Saya bangga," ujar mahasiswi jurusan Geografi tersebut.
Apakah dia mengajukan dirinya sendiri menjadi Dewi Songgolangit atau ditunjuk? "Tidak. Mereka yang menunjuk saya. Karena menurut mereka, saya terlihat cantik," ujar perempuan 23 tahun itu, lantas tertawa. "Ini pengalaman menyenangkan yang tidak akan saya jumpai di Jerman," lanjut Madita.
Mahasiswa University of Marburg ketika bersama-sama meneriakkan “love must win-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY
Irfan menyebut bahwa kegiatan bertema Culture Oddysey berarti perjalanan menikmati kebudayaan yang besar dan tumbuh di suatu tempat. Lokasi Balai Pemuda dipilih karena cerminan culture melting pot. "Balai Pemuda adalah tempat bertemunya berbagai etnis. Segala jenis kesenian ada di sini dari berbagai daerah," ujar wakil dekan III FISIP Unair itu.
Sedangkan Prof Markus telah beberapa kali mengunjungi Indonesia. Bahkan sejak 1996. Ia mengamati langsung kondisi sosial-masyarakat, politik dan segala yang terjadi di Indonesia. "Saya mengikuti politik Indonesia sejak zaman Soeharto hingga saat ini. Berkaitan dengan geografi, saya ingin para mahasiswa turun ke lapangan. Merasakan langsung kondisi geografis sekaligus kultur yang melingkupinya," ungkapnya.
Para mahasiswa University of Marbrug berada di Indonesia selama satu minggu. Sebelumnya, mereka diajak mengunjungi Jakarta dan Solo. Di Surabaya, selain ke Balai Pemuda, para mahasiswa itu sempat hadir ke Kampung Maspati. Kampung bersejarah yang ada di Jalan Maspati, Surabaya. (Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: