Semarak Pawai Seni Ogoh-Ogoh, Eri Cahyadi Serukan Guyub Rukun Warga Surabaya

Semarak Pawai Seni Ogoh-Ogoh, Eri Cahyadi Serukan Guyub Rukun Warga Surabaya

Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh saat pawai mengelilingi Balaikota Surabaya Jawa Timur, Minggu 10 Maret 2024.-Moch Sahirol-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Balai Kota Surabaya tampak ramai. Bunyi gamelan Bali terdengar nyaring. Aksen pura, janur kuning, dan kain poleng atau kain kotak-kotak hitam-putih menghiasi pandang. Lima ogoh-ogoh menjulang tinggi. Badannya besar. Taringnya tajam.

Menjelang Nyepi, ribuan umat Hindu berbaur dengan warga Surabaya untuk memeriahkan arak-arakan ogoh-ogoh. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tampak senang. Sebab, dialah yang mengusung Pawai Seni Ogoh-ogoh pada Minggu, 10 Maret 2024 pukul 2 siang itu.

BACA JUGA:Pawai Ogoh-Ogoh Meriahkan Nyepi di Balai Kota Surabaya: Toleransi dan Semarak Budaya

Pawai itudibuka dengan sendratasik bertajuk Saskara Sat Arindama. Artinya, kebenaran yang akan menang. Selaras dengan makna ogoh-ogoh sebagai tradisi wajib umat Hindu menjelang Nyepi.

Yakni simbol peluruhan kekuatan-kekuatan negatif atau kekuatan buto dalam diri manusia. Kebenaran dan kebaikan akan selalu menjadi pemenang walaupun banyak tantangan dalam prosesnya.


Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh Sang Kala Dengen saat pawai mengelilingi Balaikota Surabaya Jawa Timur, Minggu 10 Maret 2024.-Moch Sahirol-Harian Disway

Lantas, satu per satu ogoh-ogoh pun diarak. Sang Kala Dengen adalah ogoh-ogoh utama dalam pawai tersebut. Dia merupakan perwujudan Dewi Uma yang menjelma menjadi Bhatari Durga.

Sosoknya besar dan menakutkan. Tangan kanannya menggenggam kapak yang runcing. Sebanyak 20 orang menggotong ogoh-ogoh berukuran 4 meter itu. Selain Sang Kala Dengen, ada pula ogoh-ogoh Dewa Ruci, Hanoman, Tog-Tog Sil, dan Engkeban Memedi serta dua ogoh-ogoh cilik.

BACA JUGA: Penerbangan dari Juanda ke Ngurah Rai Bali Akan Dihentikan Selama 24 Jam Pada Hari Raya Nyepi

Keberagaman terasa. Termasuk ketika beberapa barongsai dan leang-leong mengekor di belakang ogoh-ogoh saat parade. Rute pawai seni itu mencakup Jalan Walikota Mustajab, Jalan Sedap Malam, Jalan Jimerto, dan Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ketut Gotra Astika menyebutkan bahwa persiapan untuk Pawai Seni Ogoh-ogoh sangat mendadak. "Awalnya, kami pikir tidak akan terselenggara karena Pemilu bisa jadi dua putaran," katanya.

"Ternyata, Pemilu sudah selesai. Kami pun hanya menyiapkan tujuh ogoh-ogoh. Tujuh berarti pitu atau pitulungan,” lanjut Ketut. Kendati demikian, Ketut menyambut baik pawai ogoh-ogoh yang berlangsung pertama kali di Balai Kota Surabaya itu.


Sendratasik Saskara Sat Arindama sebelum memulai pawai ogoh-ogoh.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY

Sebelumnya, arak-arakan hanya berlangsung di area Pura Segara Kenjeran. Pemerintah Kota Surabaya pun menyokong penuh agenda tersebut. Termasuk ornamen pura yang ada di depan Balai Kota Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: