Toleransi Antaragama di Bulan Ramadan (3-Habis): War Takjil Bukti Keharmonisan Umat Beragama

Toleransi Antaragama di Bulan Ramadan (3-Habis): War Takjil Bukti Keharmonisan Umat Beragama

Angela membeli takjil gorengan di Bazar Ramadhan Masjid Baiturrozaq Citraland Surabaya, Selasa 19 Maret 2024.-Moch Sahirol Layeli-

BACA JUGA:5 Tips Ide Jualan Makanan Takjil Ramadan

Sementara itu, War Takjil juga diapresiasi langsung oleh warga muslim dan warga nonislam (nonis) di Surabaya. Misalnya Ruben Purnomo. Pria nonislam asal Surabaya itu bangga melihat toleransi di Indonesia yang indah berkat War Takjil. Ruben mengaku sudah berburu takjil sejak Ramadan tahun-tahun sebelumnya.

"Pengen saja sekaligus cuci mata. Orang jualan makanan kan juga bukan khusus untuk satu agama tertentu saja. Jadi semua kalangan bisa beli," ucapnya saat sedang berburu takjil di Jalan Karang Menjangan Surabaya. Ruben biasanya mulai pergi berburu sekitar pukul 16.00 WIB. 


Banyak muda mudi berbagai usia turut serta dalam war takjil di Jl. Karangmenjangan Surabaya. Kamis, 21 Maret 2024.-Teddy Insani-

Bersama teman, Ia bisa menghabiskan Rp 30 ribuan dalam sekali berburu. Tak lupa Ruben membeli dimsum dan gorengan yang menjadi favoritnya. Ia berharap momen indah seperti tahun ini akan terjadi lagi di Ramadan berikutnya. "Semoga untuk yang ngeluhin takjilnya sudah habis, stoknya bisa ditambah," ucapnya kemudian tertawa kecil.

Sebagai seorang muslim, Jessica Laurent melihat War Takjil sesuatu yang unik. Berburu takjil menurut di adalah kegiatan yang lumrah dilakukan saat Ramadan. "Tetapi ketika tren itu muncul dengan adanya kehadiran orang nonislam yang ikut berburu takjil. Menurutku toleransi yang indah setelah kemarin-kemarin sempat terpecah karena Pemilu," ucap perempuan asli Surabaya itu.

Saat berburu takjil, dia sering membeli martabak mie dan es kopyor yang menjadi favoritnya. Kolak, es cincau juga tidak ketinggalan dibeli Jessica. "Biasanya habis Rp 10-25 ribu saat beli takjil, kadang lebih. Soalnya enak-enak jadi suka kalap," kelakarnyi.

Senada dengan Jessica, Alvin Wijaya juga merasa bahwa nuansa Ramadan tahun ini lebih seru. Pria nonislam asal Kalimantan itu mengaku baru pertama kali berburu takjil di Surabaya. "Kalau di Kalimantan dulu sering (berburu takjil). Cuma pas di Surabaya baru tahu kalau ada tempat seperti ini. Jadi coba cari takjil sama mama dan temanku," ucapnya dengan malu-malu.

Alvin mengaku kaget saat berburu takjil di Jalan Karang Menjangan. "Rp15 ribuan. Harganya affordable banget sih," serunya. Alvin berharap, tradisi berburu takjil selalu ada setiap tahunnya. "Semakin berinovasi, gitu sih. Semangat buat teman-teman Islam puasanya, semoga lancar sampai lebaran," tandasnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: