Pilpres Usai dengan Damai

Pilpres Usai dengan Damai

ILUSTRASI pilpres usai dengan damai. Prabowo-Gibran ditetapkan KPU sebagai pemenang Pilpres 2024. Prabowo pun sudah bertemu Ketum Nasdem Surya Paloh.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

”Yang disampaikan Pak Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD soal hak angket, betul. Tapi, kita juga melihat momentumnya. Karena kesadaran di dalam menyelamatkan konstitusi, menjaga konstitusi, menjaga nilai-nilai demokrasi yang berkedaulatan rakyat, menjaga supremasi hukum itu sangat penting.”

BACA JUGA: Prabowo-Gibran Kunci Kemenangan Pilpres 2024 di NTB

Dari pernyataan Hasto itu tampak, tidak secara tegas memperjuangkan hak angket. Sebab, ada kata ”melihat momentum”. Mungkin tepatnya menunggu momentum yang tepat. 

Dengan perkembangan sangat cepat, bahwa esoknya, Jumat, 22 Maret 2024, Habiburokhman mengatakan begitu, momentum yang dimaksud Hasto sudah makin pudar. 

Kalau isu hak angket memudar, pengusung utama isu itu, Ganjar Pranowo, pasti lemas. Sebab, isu hak angket tinggallah isu. Tidak akan jadi kenyataan. Maka, nasib Ganjar jadi mirip dengan Anies.

Hasil suatu kompetisi cuma dua: pemenang dan yang kalah. Dalam masyarakat beradab, pemenang merangkul yang kalah. Sebaliknya, yang kalah mengakui secara gentleman terhadap pemenang (seperti Surya Paloh). Kalah memang menyedihkan, tapi masak hasil kompetisi dinyatakan batal?

Kalau kompetisi bola atau pertandingan tinju, bisa ada revans. Pada pertandingan berikutnya di lain waktu. Tapi, pemilihan presiden suatu negara tidak pernah dibatalkan. Meski, ada dugaan kecurangan. Seandainya dibatalkan, bisa dibayangkan kacaunya. Perpecahan masyarakat. Berdarah-darah. Demi apa? Atau, demi siapa?

Yang bisa dilakukan, seperti pertandingan tinju: revans. Peserta yang kalah maju lagi di Pilpres 2029 kelak. Ngapain repot-repot mengulang pemilu? (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: