Tren Positif Neraca Perdagangan Ditunjukkan Sri Mulyani dari APBN yang Surplus Rp 22,3 Triliun

Tren Positif Neraca Perdagangan Ditunjukkan Sri Mulyani dari APBN yang Surplus Rp 22,3 Triliun

Kementerian Keuangan mengusulkan perubahan pada skema penentuan alokasi wajib anggaran pendidikan.--IG @smindrawati

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi produksi dan konsumsi terpantau stabil meskipun tren ekonomi global melemah.

Hal ini diutarakan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa), pada Senin, 25 Maret 2024 di Kantor Kemenkeu, Jakarta.

Menkeu mengungkapkan bahwa kondisi ini mempengaruhi kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang tetap terjaga surplus dan on-track. “APBN masih bisa berjalan secara cukup baik, solid,” tegasnya.

BACA JUGA: Raker dengan Menkeu, DPR Tinjau Pembiayaan Program Kampanye Presiden dalam Kerangka APBN 2025

Menurut menkeu, surplus APBN itu diketahui mencapai angka Rp 22,8 triliun atau sebanyak 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Terhitung per 15 Maret 2024 terpantau sebesar 17,6 persen atau Rp 493,2 triliun terkumpul dari pendapatan negara tercatat. Sementara belanja negara telah terealisasi sebesar Rp 470,3 triliun atau 14,1 persen dari pagu.

“Posisi APBN masih mengalami surplus Rp 22,8 triliun atau 0,1 persen dari PDB dengan keseimbangan primer juga surplus Rp 132,1 triliun,” ujarnya.

Menurut wanita kelahiran Bandar Lampung ini, kondisi ketahanan ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang baik di tengah pelemahan harga komoditas dunia. PMI Manufaktur Indonesia juga menunjukkan perbaikan seiring mendekati masa libur Lebaran.

BACA JUGA: Megawati Minta Menkeu Sri Mulyani Tak Mundur dari Kabinet, Begini Alasannya

“PMI Manufaktur masih berlanjut menunjukkan perbaikan, Indonesia terus melanjutkan ekspansi. Sedangkan neraca perdagangan melanjutkan tren surplus hingga memasuki bulan ke-46,” ujar Sri.

Menurut data dari S&P Global, PMI Manufaktur atau Indicator Purchasing Managers’ Index Indonesia berada pada fase ekspansif di angka 52,7.  Angka ini menunjukkan refleksi pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia yang berada di tren positif. 

Capaian membanggakan ini menandakan pulihnya sektor industri nasional dari pandemi Covid-19 hingga mengalahkan beberapa negara maju dunia seperti Amerika Serikat (51,5), Tiongkok (50,9), Jepang (47,2), dan Jerman (42,3). (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kementrian keuangan