Branding Bojo

Branding Bojo

ILUSTRASI city branding Bojonegoro.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mendorong para kepala daerah untuk lebih serius mem-branding kotanya. Untuk percepatan pembangunan daerah. Biar tidak hanya memusat kepada beberapa kota yang telah berkembang secara timpang. Yang pada umumnya terpusat di ibu kota.

Branding kota adalah jalan marketing untuk memajukan daerah. Seharusnya membangun city branding bisa menjadi kegiatan yang berkelanjutan. Tidak hanya berdasar selera kepala daerahnya. Tapi, berdasar pertimbangan rasional yang mengedepankan kepentingan publik dan daerahnya.

Selama ini masih sering terjadi rebranding city itu berhasil, tapi pupus ketika terjadi pergantian kepemimpinan. Padahal, bisa saja yang ada dikembangkan atau ditingkatkan. 

Bisa saja, pemegang kendali lembaganya yang cukup diganti oleh orangnya kapala daerah yang baru. Apalagi, dengan semangat menjadi lebih dari sebelumnya.

Gagasan Bupati ”Transisi” Bojonegoro Indriarto membangun kolaborasi dalam membangun city branding kotanya patut diapresiasi. Apalagi kalau inisiasi ini kelak diteruskan bupati terpilih yang akan datang. Bupati hasil pilkada di akhir 2024.

Bojonegoro yang dulu sering dikenal sebagai kota kering di musim kemarau dan banjir di musim hujan memang sudah harus berubah. Apalagi, dengan APBD yang mencapai Rp 8 triliun per tahun. Setelah menjadi daerah eksplorasi minyak dan gas di Pulau Jawa.

Sekarang saya belum merasakan Bojonegoro sebagai daerah yang kaya. Masih terasa biasa-biasa saja. Seperti beberapa dekade sebelumnya. Kekayaannya belum tampak bisa  memoles wajah daerahnya. Kecuali baru polesan di beberapa tempat. 

Pasti banyak warga Bojonegoro yang ingin melihat daerahnya jauh lebih keren dari sekarang. Siapa pun kelak yang terpilih menjadi bupatinya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: