Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN, Pertamina dan Bakrie Group Teken MoU

Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN, Pertamina dan Bakrie Group Teken MoU

Dirut Pertaminan Nicke Widyawati dan CEO Bakrie & Brother menandatangani MoU pengembangan riset berkelanjutan di IKN. -Dokumentasi Pertamina-

"Pendidikan memegang peranan penting dalam mendukung era baru Indonesia di IKN. IISI akan menjadi tempat untuk berbagai penelitian dilakukan, termasuk penelitian yang akan dilakukan oleh Stanford Doerr School of Sustainability (SDSS), serta akan menjadi cikal bakal dari pendirian institusi pendidikan tinggi yang berkontribusi dalam inovasi pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan energi bersih,” tambah Anindya. 

Menurut Anindya, IISI akan menjadi platform kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah, serta civitas academica global dan Indonesia. Proyek ini ditargetkan untuk dapat groundbreaking di IKN pada kuartal II 2024.


Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. -Dokumentasi Pertamina-

Sejalan dengan itu Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengungkapkan bahwa kerjasama ini sejalan dengan semangat Ibu Kota Nusantara untuk menjadi a living lab, atau sebuah laboratorium hidup bagi ilmu pengetahuan terbaru bagi pembangunan berkelanjutan.

"Saya mengapresiasi kerjasama hari ini antara BUMN dan swasta untuk bersama-sama mendukung pembangunan Knowledge Hub di IKN," ungkap Bambang Susantono, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).

Kolaborasi pengembangan ini  berfokus kepada tiga aspek utama. Aspek pertama terkait Pengembangan Infrastruktur Shared Hub itu sendiri di mana akan dibangun di lokasi strategis yakni di dalam kawasan Edutown IKN dan akan menjadi bagian dari Nusantara Knowledge Hub. Lokasi ini akan menjadi pusat pertukaran pengetahuan termasuk di dalamnya merupakan ekosistem inovasi iklim. 

Aspek kedua, kolaborasi ini akan mencakup penelitian Mineral Kritis Berbasis Kecerdasan Buatan. Mineral kritis memiliki kegunaan penting dan tidak ada pengganti yang layak, namun menghadapi potensi gangguan pasokan, sehingga didefinisikan sebagai kritis bagi ekonomi dan keamanan nasional. Penelitian mengenai mineral kritis dengan memanfaatkan teknologi eksplorasi berbasis kecerdasan buatan, akan berkontribusi pada praktik pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Aspek ketiga terkait penelitian mengenai Peta Jalan Terintegrasi yakni pendekatan terpadu untuk memastikan keselarasan dengan prinsip menyeluruh pembangunan IKN sebagai “kota hutan”, yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan dan hidup berdampingan secara harmonis dengan alam. Ketiga aspek tersebut masing-masing akan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan target emisi nol bersih di Indonesia.

Di momen yang sama subholding Pertamina New Renewable Energy (PNRE) dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) turut membangun kerjasama pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Komitmen kerjasama tersebut direalisasikan dengan penandatanganan heads of agreement (HoA) oleh Direktur Utama PNRE dan Direktur Utama VKTR.

Dalam kerjasama tersebut PNRE dan VKTR akan mengembangkan e-Maas (electric Mobility as a Service) sebagai inovasi transisi menuju ekosistem EV skala besar. e-Maas juga akan menjadi solusi untuk penurunan emisi dan menjadi program yang mendukung program dekarbonisasi.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: