Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu, 31,2 Juta Jiwa Penduduk Jatim Hilir Mudik Selama Lebaran 2024

Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu, 31,2 Juta Jiwa Penduduk Jatim Hilir Mudik Selama Lebaran 2024

Potret pemudik sedang mencari busnya yang tersakiti di Frontage Road Jalan Ahmad Yani Surabaya, Minggu, 7 April 2024.-Teddy Indani Fi Syabilillah -

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Hari raya Idulfitri 1445 H tinggal hitungan jari. Masyarakat sudah berbondong-bondong mudik ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran bersama sanak keluarga.

Di Jawa Timur (Jatim), lebih dari setengah penduduknya akan melakukan perjalanan mudik pada tahun ini. Hal itu dikatakan PJ Gubernur Jatim Adhy Karyono.

"Diperkirakan yang bergerak mudik sekarang sudah 31,2 juta jiwa. Sedangkan penduduk Jatim 40,5 juta. Jadi lebih dari 3/4 warga Jatim akan hilir mudik dan balik," ucapnya dalam sambutan pelepasan mudik gratis di Surabaya, Minggu, 7 April 2024.

BACA JUGA: Arus Mudik Lebaran 2024: 551.876 Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek, Lebih Tinggi Dibanding Tahun Lalu

Angka tersebut naik 16,2 persen dibanding pergerakan mudik tahun lalu. Menurut Adhy, lonjakan pergerakan mudik di Jatim ini dikarenakan durasi libur lebaran yang cukup panjang. 

Ia menyebut bahwa program Mudik Gratis yang diadakan pemerintah merupakan bentuk kepedulian pemprov untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas selama  masa mudik.


Potret Ibu dan anak peserta mudik gratis yang sedang duduk menunggu keberangkatan bus, Surabaya, Minggu, 7 April 2024.-Teddy Indani Fi Syabilillah -

"Mereka yang ikut mudik ini kemarin motornya diangkut dengan truk dan hari ini orangnya yang berangkat. Jadi kebutuhan berkendara di kampung halaman dengan motornya tetap terpenuhi. Yang paling penting keamanan dan kenyamanan," katanya. 

BACA JUGA: Puncak Arus Mudik 2024 Semakin Dekat, Buruan Pesan Tiket Kereta Api Agar Tidak Kehabisan

Di sisi lain Adhy juga membeberkan pusat kemacetan sektor wisata yang diprediksi akan terjadi di Malang, Batu, kawasan Bromo Tengger Semeru, dan Banyuwangi. Ia pun meminta pengelola wisata untuk menyiapkan mitigasi dan meningkatkan kewaspadaan. 

"Yang paling penting tentu peralatan keamanannya. Yang kedua perbanyak pelayanan kesehatan. Dari pemerintah pasti memang menyediakan. Tapi kami mohon pemilik wisata juga mengadakan," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: