Iktikaf Akhir Ramadan 1445 H Unair: Banyak Berzikir dan Tingkatkan Amalan

Iktikaf Akhir Ramadan 1445 H Unair: Banyak Berzikir dan Tingkatkan Amalan

Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohamad Nasih (kiri) memberikan cenderamata untuk Ustad Taufiq A.B.-Dokumentasi Universitas Airlangga-

Jumat, 5 April 2024, Masjid Ulul Azmi Universitas Airlangga dipenuhi para pimpinan universitas, ketua senat, dekan dan wakil dekan, kepala badan dan lembaga, dosen, tenaga kependidikan dan para mahasiswa. Mereka mengikuti acara Iktikaf Akhir Ramadan 1445 H. Ini adalah acara rutin tahunan yang diselenggarakan Universitas Airlangga untuk mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Oleh:


--

UMAT Islam meyakini bahwa hari-hari terakhir menjalang Idulfitri adalah hari-hari penuh barokah untuk bisa meraih Lailatulqadar.

Malam Lailatulqadar dianggap sebagai malam yang penting. Saat itulah berbagai amalan baik seperti membaca Alquran, berzikir, dan amalan-amalan lainnya diberkahi oleh Allah.

Universitas Airlangga setiap tahun mengelar iktikaf untuk mengisi hari-hari akhir bulan Ramadan dengan amalan yang baik. Esensi iktikaf adalah berdiam diri di masjib sembari melakukan ibadah. Bukan diam dalam arti harafiah. Selama iktikaf, biasanya umat muslimmelakukan ibadah seperti zikir, mengaji, dan mendengarkan kajian tentang ajaran-ajaran agama.

Ketika memberikan sambutan, Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Muhammad Nasih ketika memberikan sambutan menyatakan bahwa iktikaf digelar Universitas Airlangga setiap tahun untuk mengisi hari-hari di bulan Ramadan dengan kegiatan yang makin mendekatkan umat pada Sang Pencipta.

Saat ini, iktikaf telah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Artinya iktikaf bukan sesuatu yang hanya dilaksanakan oleh sebagian kecil umat. Iktikaf adalah kegiatan keagamaan yang lazim digelar di berbagai masjid untuk mengisi hari-hari di akhir buklan Ramadan dengan kegiatan amalan yang baik.

Zikir

Tiga narasumber dihadirkan dalam acara Iktikaf Akhir Ramadan 1445 H Universitas Airlangga. Mereka adalah Ustad Muhammad Taufiq A. B., Prof Dr Muhammad Ali Azis, dan KH Imam Hambali. Semua narasumber adalah ulama yang mumpuni. Mampu memaparkan serta mengajak berdiskusi umat yang hadir di Masjid Ulul Azmi Universitas Airlangga. Terutama tentang amalan-amalan yang seharusnya dilakukan umat Islam.


Ustad Taufiq A.B., ketika berceramah dalam acara Iktikaf Universitas Airlangga.-Dokumentasi Universitas Airlangga-

Narasumber pertama, Ustad Muhammad Taufiq A. B., menggarisbawahi arti penting zzikir bagi umat Islam. Zikir, menurut Ustad Taufiq, punya kekuatan yang luar biasa.

Zikir adalah roh beribadah bagi umat Islam. Zikir bukan hanya penting untuk terus dilantunkan, tetapi juga penting dilantunkan dengan dilandasi hati yang benar-benar bersih, ikhlas, dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Zikir bukan hanya soal kuantitas, tapi juga kualitas.

Dengan melakukan zikir, umat Islam akan dapat melatih dirinya menjadi lebih sabar dan belajar dari teladan perilaku junjungan umat, Nabi Muhammad SAW.

Harus diakui, melakukan zikir yang benar bukanlah hal yang mudah. Membangun kesungguhan hati untuk melakukan zikir adalah kunci untuk dapat bersikap legowo menghadapi berbagai tantangan kehidupan sehari-hari.

Orang yang tidak berzikir, niscaya akan banyak menghadapi tantangan dan akan mudah mengeluh terhadap apa pun persoalan mereka dihadapi.

Secara garis besar, ada tiga jenis zikir. Pertama, zikir yang bertujuan untuk mengingat nama dan sifat Allah. Kedua, zikir untuk mengingat hukum yang telah ditetapkan Allah. Ketiga, zikir untuk bersyukur atas kebaikan yang telah diberikan Allah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: