Sopir Microsleep Sangat Bahaya
ILUSTRASI sopir yang mengalami microsleep membahayakan penumpang dan dirinya sendiri.-Arya-Harian Disway-
Heri mengaku, awalnya busnya ditabrak dari depan (oleh Gran Max) dan belakang (oleh Terios). Secara hampir bersamaan. Akibatnya, Gran Max terbakar.
Heri: ”Saya datang dari timur (dari arah Bandung) kaget aja tiba-tiba ada Gran Max nabrak kepala (bagian depan bus), terus saya menepi ke kiri.”
Saat Heri berusaha menepikan bus ke bahu jalan kiri, mendadak busnya ditabrak Terios dari belakang. Karena itu, ia tak mampu menguasai kemudi, Bus pun terus menerjang Gran Max dengan sangat keras.
Heri mengaku, setelah busnya ditabrak Terios dari belakang, ia tak tahu lagi kejadiannya. Sebab, ia mengaku panik. Semua penumpang bus juga panik. ”Tahu-tahu saya lihat mobil Gran Max terbakar. Kami tidak bisa menolong semua penumpangnya yang terkunci dalam mobil,” tuturnya.
Pengakuan Heri bisa jadi bias. Sebab, Gran Max terbakar akibat tabrakan bus Primajasa. Akibatnya, semua penumpang Gran Max hangus terbakar. Jadi, ia cerita menyalahkan sopir Terios yang menabrak belakang bus. Kalau benar busnya menabrak Gran Max duluan (sebelum bus ditabrak Terios), Heri dalam posisi hukum yang berat. Sebab, bus menabrak Gran Max dari belakang. Berarti, jarak Gran Max dan bus sangat dekat dengan kecepatan tinggi.
Lalu, jarak antara bus dan Terios juga pasti sangat dekat. Dengan begitu, sopir Terios tidak sempat menghentikan laju mobil sehingga menabrak bus. Itu iring-iringan kendaraan di jalan tol yang ramai di puncak mudik Lebaran. Semua kendaraan melaju cepat, iring-iringan berjarak sangat dekat.
Berdasar rangkuman keterangan polisi dan sopir bus, bisa disimpulkan, masalah diawali oleh sopir Gran Max yang mendadak banting setir menepi ke kanan. Ketika kendaraan melaju cepat (belum diselidiki polisi, berapa kecepatan rangkaian kendaraan itu).
Dadakan Gran Max itu membuatnya ditabrak bus, lalu bus ditabrak Terios. Bisa jadi sopir Gran Max mengantuk, lalu mengalami microsleep, sehingga setir oleng ke kanan. Sopir tidur dalam beberapa detik.
Dikutip dari The New York Times, 16 Maret 2017, berjudul Sleepy Behind the Wheel? Some Cars Can Tell, sopir yang mengalami microsleep cuma tidur beberapa detik. Namun, karena sopir sedang mengemudi, sangat bahaya. Apa pun bisa terjadi. Berdasar catatan The US National Highway Traffic Safety Administration 2015, ada 824 orang Amerika Serikat (AS) yang tewas akibat sopir kendaraan mengalami microsleep. Artinya, rerata per hari hampir tiga orang tewas.
Repotnya, menurut New York Times, mayoritas sopir kendaraan sangat egois. Rerata mereka tidak mau mengakui sedang mengantuk saat menyetir. Meski mengantuk, dipaksakan menyetir. Penumpang tidak tahu bahwa sopir mengantuk. Jadi, sopir microsleep membunuh semua penumpang mobil dan dirinya sendiri.
Meski, semua pihak terlalu sering mengingatkan bahwa sopir mengantuk harus istirahat dulu, tidur dulu, baru kemudian melanjutkan menyetir. Kalau kendaraan melaju di jalan tol, banyak rest area untuk istirahat.
Disebutkan, beberapa mobil mewah seperti Audi, Mercedes, dan Volvo membikin sistem pendeteksi sopir mengantuk. Sistem itu memantau pergerakan kendaraan. Misalnya, sudut kemudi, penyimpangan jalur, waktu berkendara, dan kondisi jalan. Saat sistem itu mendeteksi bahwa sopir mengantuk, sopir diperingatkan dengan suara keras. Lalu, muncul cangkir kopi dari dashboard.
Meski demikian, sopir mengantuk bisa saja mengabaikan peringatan tersebut dan terus menyetir. Tapi, jika mobil berpenumpang, penumpang bakal protes agar sopir istirahat.
Perusahaan elektronik kendaraan dari Inggris, Plessey Semiconductors, mengembangkan sensor untuk ditempatkan di kursi sopir. Alat itu dipakai untuk memantau perubahan detak jantung sopir.
Ketika algoritma pernapasan sopir yang sedang mengemudi berubah menjadi pola khas seseorang yang sedang tidur, seketika alat memberikan peringatan. Alat itu mencegah sopir microsleep. Atau, sebelum sopir benar-benar tertidur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: