Xi Jinping tetap Ingin Satukan Tiongkok dan Taiwan

Xi Jinping tetap Ingin Satukan Tiongkok dan Taiwan

Xi Jinping tetap Ingin Satukan Tiongkok dan Taiwan. Layar besar di Beijing ini menampilkan suasana pertemua Ma Ying-jeou (kiri) dan Xi Jinping, 10 April 2024.-Greg Baker-AFP-

BEIJING, HARIAN DISWAY – Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, bahwa tidak ada kekuatan mana pun yang bisa menghentikan ''reuni keluarga'' antara Tiongkok dan Taiwan. Dan bagi ''dua negeri bersaudara itu'', tidak ada masalah yang tidak dapat dibicarakan.

Itu diucapkan Xi Jinping saat bertemu dengan Ma Ying-jeou di Beijing, Rabu, 10 April 2024.

Kunjungan Ma Ying-jeou ke Tiongkok itu memang sangat bersejarah. Nilainya begitu penting. Sebab, sejak Republik Tiongkok dikalahkan rezim komunis Mao Zedong pada 1949 hingga lari ke pulau Taiwan, tidak ada mantan presiden Taiwan yang datang ke Tiongkok.

Dan Ma adalah mantan presiden pertama yang mengunjungi Tiongkok daratan tahun lalu. Kunjungan pada Rabu itu adalah untuk kali kedua.

Ma adalah presiden Taiwan yang menjabat pada 2008-2016. Ia kali pertama bertemu dengan Xi Jinping dalam konferensi tingkat tinggi di Singapura pada 2015. Tahun berikutnya, Ma digantikan oleh Tsai Ing-wen yang sangat akrab dengan barat.


Xi Jinping tetap Ingin Satukan Tiongkok dan Taiwan. Ini adalah pertemuan pertama Ma Ying-jeou dan Xi Jinping (kanan) di Singapura pada 2015.-Mohd Rasfan-AFP-

Kali ini, Xi menjamu Ma di Balai Besar Rakyat Beijing. Itu adalah tempat pertemuan pemimpin asing dengan pejabat Tiongkok terkemuka.

BACA JUGA : Tiongkok Kembali Kepung Taiwan, Bawa 9 Kapal Perang dan 58 Pesawat Tempur

Pada pertemuan itu, Xi mengatakan bahwa orang-orang di kedua sisi selat Taiwan adalah orang Tiongkok. ''Intervensi eksternal tidak dapat menghentikan sejarah rekonsiliasi keluarga dan negara,'' ucap Xi yang ramai dikutip media Taiwan.

Xi tidak menjelaskan soal intervensi eksternal itu. Tetapi Anda Sudah Tahu bahwa yang dimaksud Xi adalah negara-negara Barat. Amerika Serikat dan sekutunya selalu berjanji akan mendukung Taipei dalam hubungan dengan Tiongkok. Dan yang bikin Tiongkok marah adalah penjualan senjata dari Barat ke Taiwan.

"Tidak ada permusuhan yang tidak dapat diselesaikan, tidak ada masalah yang tidak dapat dibicarakan, dan tidak ada kekuatan yang dapat memisahkan kita," tegas Xi Jinping.

Selama ini, Tiongkok memang terus menguatkan militernya sebagai tekanan terhadap Taiwan. Tiongkok juga memakai kekuatan politik untuk menegaskan klaim kedaulatannya.

Nah, ketegangan itulah yang menurut Ma membuat Taiwan tidak nyaman. ''Jika terjadi perang, maka itu menjadi derita tak tertahankan bagi orang Tiongkok,'' ucap Ma. Ia memang menggunakan frasa Chinese yang merujuk pada etnis yang mendiami Tiongkok dan Taiwan. Bukan Chinese yang warga negara Tiongkok.

''Kita, orang-orang Chinese, punya kebijaksanaan untuk menangani perselisihan secara damai dan menghindarkan konflik,'' kata Ma.


Xi Jinping tetap Ingin Satukan Tiongkok dan Taiwan. Ma Ying-jeou (kiri) mengunjungi Tembok Besar, Selasa 9 April 2024.-Ma Ying-jeou Foundation-

Pertemuan itu dipandang miring oleh Taiwan. Dewan Urusan Wilayah Daratan, badan milik Taiwan, sangat menyesal melihat Ma tidak tegas. Yakni, mengatakan bahwa rakyat Taiwan tetap ingin mempertahankan kedaulatan dan sistem demokrasi dengan nama Republik Tiongkok. Tidak bergabung dengan Republik Rakyat Tiongkok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: