Cheng Yu Politikus PKS Sulawesi Selatan: Ismail Bachtiar: Zhi Yu Zhi Shan

Cheng Yu Politikus PKS Sulawesi Selatan: Ismail Bachtiar: Zhi Yu Zhi Shan

Cheng yu politikus PKS Sulawesi Selatan: Ismail Bachtiar: zhi yu zhi shan. --Dokumentasi Pribadi

TENTU Anda, terutama yang kelahiran tahun 90-an dan suka nonton film religi saat Ramadan, familiar sekali dengan lagu filosofis Chrisye dan Ahmad Dhani yang reff-nya berbunyi, "Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau bersujud kepada-Nya?"

Berabad sebelumnya, Abu Nawas punya syair nyentrik yang masih terus dilantunkan sampai sekarang, "Ilaahii lastu lilfirdausi ahlan, walaa aqwaa 'alaa naaril jahiimi" (Tuhanku, hamba tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka). 

Begitulah manusia: perlu ditakuti dengan neraka agar mau mengerem laku jeleknya, perlu diimingi dengan surga supaya mau melakukan kebaikan --yang mungkin sebenarnya tidak ingin dilakukannya.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Pengusaha Transportasi Aguan: Ti Tian Xing Dao

Tak heran bila salah satu aliran filsafat Tiongkok klasik menyebut "sifat asli manusia adalah jahat" (人性本恶, rén xìng běn è). Makanya, harus ada surga yang jadi penyemangat untuk melakukan kebaikan.

Sebagaimanya motto hidup Ismail Bachtiar, politisi muda PKS dari Sulawesi Selatan yang pada Pileg 2024 lolos masuk Senayan tanpa pasang baliho di jalan."Berhenti itu, ketika tangan kita sudah di surga."

Atau, seperti yang ribuan tahun lalu diajarkan kitab Liji (礼记), "止于至善" (zhǐ yú zhì shàn): berhenti ketika sudah sampai di titik terbaik. Ini cheng yu atau pepatah Tiongkok yang pas buat Ismail Bachtiar.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Sekjen Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Candra Jap: Wan Liang Huang Jin Rongyi De, Zhi Xin Yi Ge Ye Nan Qiu

Pertanyaannya: apa yang dimaksud dengan "titik terbaik"? Kalau merujuk ajaran Taoisme, titik terbaik adalah tatkala kita sampai pada sebaik-baiknya budi pekerti. Masalahnya: budi pekerti macam apa pula ini?

Dalam bab 8 kitab Tao Te Ching, Lao Tzu, founder Taoisme, menyatakan, "Sebaik-baiknya budi pekerti ialah yang seperti air" (上善若水, shàng shàn ruò shuǐ).

Kenapa begitu? Sebab, Lao Tzu menjelaskan, "Air menghidupi segala mahluk tanpa mencari untung. Air rela bermuara di tempat yang banyak orang tak suka" (水善利万物而不争,处众人之所恶" (shuǐ shàn lì wàn wù ér bù zhēng, chù zhòng rén zhī suǒ wù).

BACA JUGA: Cheng Yu PIlihan Surya Linda: Bing Cong Kou Ru, Huo Cong Kou Chu

Berarti, andaipun tidak ada surga dan tidak ada neraka atau apapun namanya, kita tetap harus berbuat baik kepada sesama --bahkan sekalipun tidak dihadiahi surga oleh Yang Mahakuasa. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: