Mahasiswa Arsitektur Universitas Ciputra Wajib Pahami Sosok Romo Mangun

Mahasiswa Arsitektur Universitas Ciputra Wajib Pahami Sosok Romo Mangun

Romo Dr Martinus Joko Lelono Pr MHum, dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma bersama bukunya Gelora Hati Mangunjiwa di Universitas Ciputra Surabaya, Selasa 23 April 2024.-Moch Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kuliah arsitektur melalui pendalaman khusus dengan mengusung sosok Y.B Mangunwijaya atau dikenal Romo Mangun sebagai sosok arsitek sekaligus agamawan dan sastrawan. Ini hanya hanya ada di Universitas Ciputra Surabaya. 

Di sini, mahasiswa diajarkan mendesain bangunan tak sekedar berkutat pada pondasi dan sesuatu yang berdiri menjulang saja. Namun ada nilai-nilai kemanusiaan dan sentuhan kedalaman dalam setiap bangunan yang didesain.

Universitas Ciputra menghadirkan Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Romo Martinus Joko Lelono. Di depan mahasiswa, Romo Joko, biasa dipanggil, memaparkan sosok Romo Mangun melalui kacamata seorang humanis dan peduli terhadap nasib wong cilik. 

Kehumanisan itu direpresntasikan melalui karya arsitektur yang kaya akan nilai sosial budaya. Dan tentu saja konteks humanisme. "Kuliah seperti ini, pendalaman. Memang ini arsitektur tapi Romo Joko kan menawarkan sesuatu yang lebih filosofis. Semoga nilai filosofis ini kemudian mahasiswa membaca, bahwa ada nilai lain yang selain kami ajarkan arsitektur. Tapi juga sentuhan sosial, budaya lokal, dan kepedulian kita beri, tawarkan, dan kita rangsang," ujar Arsitek sekaligus Pemerhati Sejarah Universitas Ciputra Surabaya Freddy Handoko Istanto saat kuliah umum sekaligus Bedah Buku Gelora Hati Romo Mangun di Universitas Ciputra Surabaya, Selasa, 23 April 2024.


Pemateri Romo Dr Martinus Joko Lelono Pr MHum, Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma saat bedah buku Romo Mangun dan Wastu Citra di Universitas Ciputra Surabaya, Selasa, 23 April 2024.-Moch Sahirol Layeli-

Freddy mengatakan perlunya memberikan wawasan khusus bagi mahasiswa arsitektur Universitas Ciputra melalui metode pendekatan seperti ini. Ia tidak memungkiri kecenderungan saat ini lebih kepada mendesain rumah tinggal eksklusif, ruko maupun mall. Hanya berkutat di situ saja.

BACA JUGA:Universitas Ciputra Resmi Punya Fakultas Kedokteran Gigi yang Kedepankan Advanced Technology in Dentistry

BACA JUGA:Pilih Sustainable Lagi Jadi Tema Bussines Launching WMK 2023, Universitas Ciputra Berhasil Luncurkan 120 Produk Bisnis Mahasiswa

"Ini memperkenalkan peran Romo Mangun dalam konteks sosial. Jadi ada ruang lain sebagaimana arsitek itu bisa punya empati pada orang kecil, terpinggirkan. Mereka juga layak mendapatkan bangunan yang tidak hanya selesai, tapi juga indah dan pemenuhan kebutuhan spiritual terwakili dari bentuk arsitektur," jelasnya.

Freddy menilai, Romo Mangun telah memberikan teladan itu dari gaya arsitekturnya. Sebut saja di bantara sungai code Yogyakarta yang memiliki estetika, sirkulasi udara bagus, dan nilai tradisional yang ditampilkan. 

"Konteks yang lekat itu dimiliki Romo dan diempatikan kepada warga yang biasanya di dunia arsitektur terpinggirkan. Itu yang harus diketahui mahasiswa," ujarnya.


Pemateri Ir Freddy Handoko Istanto MTArs, IAI. Arsitek, pemerhati sejarah sekaligus Dosen Universitas Ciputra saat bedah buku Romo Mangun dan Wastu Citra di Universitas Ciputra Surabaya, Selasa, 23 April 2024.-Moch Sahirol Layeli-

Dengan begitu, mahasiswa memiliki perspektif yang baik. Sehingga jangan hanya terjebak kapitalis yang hanya melayani yang berduit saja. Agar mahasiswa tidak lupa, ada citra yang harus dibangun dengan prinsip sosial dan nilai budaya setempat.

"Ketika arsitek memiliki kedalaman budaya, memanusiakan manusia itu maka (akan menjadi sebenarnya manusia). Ketika teladan Romo Mangun menembus lintas agama, tak terjebak kavling orang kaya, etnis dan agama maka menjadikan mahasiswa berfikir," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: