Cheng Yu Pilihan dr Budi Setiawan Sutedjo: Zheng Fen Duo Miao

HARIAN DISWAY - KECUALI karena ketiban hoki atau karena kita adalah generasi pewaris, bukan perintis, tampaknya akan sulit sekali bagi kita untuk menjadi orang sukses dengan bermodalkan rebahan atau leyeh-leyeh saja.

Apalagi bila kita ingin sukses cepat-cepat tanpa hambatan, misalnya. Alasannya sederhana belaka. Dalam perjalanan meraih kesuksesan, kemungkinan besar kita akan selalu berhadapan dengan beragam hambatan.

Tidak sedikit kita jumpai orang yang sebenarnya sudah dekat dengan garis finish, tapi tiba-tiba ambyar lantaran ditelikung pendatang baru yang punya ordal (orang dalam).

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Dr Andik Matulessy MSi Psikolog: Zuo Shan Jiang Xiang

Makanya, bagi kita yang tidak mengantongi privilege apa-apa, pantang angkat bendera putih dalam kondisi bagaimanapun adalah kunci sukses kita satu-satunya.

Yakinlah, dengan bersakit-sakit dahulu, kita akan bersenang-senang kemudian. Sebagaimana ditekankan pitutur luhur Tiongkok, "成人不自在, 自在不成人" (chéng rén bù zì zài, zì zài bù chéng rén).

Arrinya: jika ingin menjadi orang yang sukses, maka tidak boleh bersantai-santai; orang yang bersantai-santai tidak akan pernah menjadi orang yang sukses.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Divine Healer Marian Rosidi: Ning Jing Zhi Yuan

Barangkali itulah mengapa dr Budi Setiawan Sutedjo (郑孝友) mengingatkan kita untuk "jangan menyia-nyiakan waktu dengan bermalas-malasan. Isilah waktu dengan kegiatan positif."

Persis yang ribuan tahun lalu dipetuahkan pepatah yang disadur dari kitab Jin Shu (晋书), "争分夺秒" (zhēng fēn duó miǎo). Yang artinya: tidak menyia-nyiakan sedetikpun waktu. 

Sebab, wejengan Tiongkok lainnya berujar, "一寸光阴一寸金，寸金难买寸光阴" (yī cùn guāng yīn yī cùn jīn, cùn jīn nán mǎi cùn guāng yīn): waktu sesaat bagaikan sepotong emas, tapi sepotong emas tidak bisa membeli waktu sesaat. (*)

Sumber: