Salah Sasaran, Israel Tak Sengaja Bunuh 5 Tentara Sendiri
Tentara Israel mengendarai tank selama latihan pasokan militer dan udara di dekat kota Qatzrin di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel, pada 8 Mei 2024.-Jalaa MAREY-AFP
HARIAN DISWAY - Lima orang tentara Israel dilaporkan tewas oleh tembakan temannya sendiri pada pertempuran yang dilakukan di Gaza dalam upaya perluasan penyerangan.
Peristiwa salah tembak ini terjadi ketika militer Israel tengah memerangi militan Palestina di wilayah Rafah bagian selatan Gaza dan titik-titik baru di utara dan tengah wilayah tersebut.
Militer Israel menjelaskan kronologi kejadian bermula ketika dua tank milik Israel melakukan kesalahan saat membidik peluru. Tank tersebut justru menembakkan peluru ke gedung yang didiami militer Israel selama terjadi bentrokan.
BACA JUGA:Perluas Daerah Penyerangan di Rafah, Netanyahu Tak Akan Berhenti Sampai Hamas Habis
"Lima tentara dari Batalyon Penerjun Payung ke-202 tewas tadi malam dalam insiden korban massal akibat tembakan oleh pasukan kami," terang militer Israel.
Selain lima orang tentaranya yang tewas, pihak militer Israel juga menambahkan setidaknya 7 orang tentara lainnya mengalami luka-luka.
Dilansir dari AFP, Pertempuran antara militer Israel dan Hamas kembali memanas setelah adanya peringatan militer mengenai “upaya Hamas untuk membangun kembali kemampuan militernya”.
BACA JUGA:Bentrok Dengan Biden, DPR AS Ajukan RUU Untuk Pasok Senjata Perang ke Israel
Menurut kesaksian dari petugas medis, pesawat tempur Israel tampaknya kembali menargetkan beberapa daerah di Gaza kemarin malam.
Daerah yang dijadikan target oleh Israel di antaranya Kota Gaza, daerah Zeitun bagian selatan, Jabaila dan kamp pengungsi Nuseirat.
Fokus utama pihak militer Israel sendiri adalah wilayah Rafah yang berada di dekat perbatasan Mesir. Tempat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan penyerangan yang ditentang Amerika Serikat.
BACA JUGA:Akui Jumlah Korban Tewas di Gaza Berjumlah 30.000 Orang, Netanyahu: Setengahnya Adalah Hamas
Pasalnya, wilayah tersebut merupakan tempat di mana lebih dari satu juta warga sipil Palestina mengungsi dalam peperangan yang telah terjadi selama lebih dari 7 bulan.
Namun Netanyahu bersikeras untuk tetap melancarkan penyerangan dengan melakukan evakuasi massal terlebih dahulu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: afp