Naik Haji Bersama Mabruro (11): Mental dan Fisik Kuat, Bisa Tenang Wukuf di Arafah
Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Achyar membekali para jamaah haji khusus Mabruro sebelum berangkat wukuf pada Kamis, 13 Juni 2024.-Mabruro for Harian Disway-
Seluruh jamaah haji sudah tiba di Arafah, dini hari tadi. Termasuk 109 jamaah haji Mabruro Tour & Travel yang berangkat dari Hotel Suites Almaqam pada pukul 01.00 Waktu Arab Saudi, Sabtu, 15 Juni 2024.
—----
Para jamaah haji khusus Mabruro mendapat pelayanan istimewa. Terutama selama persiapan menjelang puncak ibadah haji. Salah satunya, kecipratan berkah dari KH Miftachul Achyar.
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu hadir di depan para jamaah haji eksklusif Mabruro. Tepat sehari sebelum keberangkatan menuju Arafah pada Kamis, 13 Juni 2024.
KH Miftachul Achyar ternyata menginap di Hotel Manabil. Jaraknya cuma 20 meter dari hotel transit para jamaah haji khusus Mabruro. Keberadaan beliau pun diketahui oleh CEO Mabruro Tour & Travel Abdul Wahab Hasan.
“Akhirnya, Abah Wahab meminta beliau memberi pembekalan mental untuk para jamaah,” ujar Pembimbing Ibadah Haji Khusus Mabruro Tour & Travel KH Mochamad Misbach saat dihubungi, kemarin.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (10): Gelar Istighosah, Fokus Persiapan untuk Armuzna
Khidmat para jamaah dan petugas haji khusus Mabruro menyimak wejangan KH Miftachul Achyar di musala Hotel Almaqam, Makkah.-Mabruro for Harian Disway-
Pembekalan itu pun berlangsung selepas salat Maghrib berjamaah di musala hotel. Banyak hal yang diwejang oleh KH Miftachul Achyar. Khususnya menyangkut pemaknaan ibadah wukuf di Arafah.
Tentu, bukan lagi soal teknis. Sebab hal-hal teknis sudah dibimbing langsung oleh Misbach. Sementara kesempatan emas bersama KH Miftachul Achyar dimanfaatkan untuk menata hati dan mental para jamaah.
Mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia itu meminta para jamaah untuk mengosongkan hati sejenak dari urusan dunia selama menunaikan wukuf. Hati harus fokus pada ibadah. Berdoa dan meminta ampunan kepada Sang Khalik.
“Beliau menyampaikan bahwa kalau sedang wukuf harus menyatu dengan alam,” terang Misbach. Tak boleh lagi membawa atribut atau status sosial. Sebab, wukuf berarti wujud penghambaan total kepada Allah.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (9): Mulai Rutin Senam Riang Jelang Puncak Ibadah Haji
Itu ditandai dengan mengenakan pakaian ihram. Tak boleh ada pakaian apapun yang menempel di badan. Menggambarkan bahwa manusia berposisi sangat lemah dan tak berdaya di hadapan Sang Pencipta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: