Naik Haji Bersama Mabruro (11): Mental dan Fisik Kuat, Bisa Tenang Wukuf di Arafah
Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Achyar membekali para jamaah haji khusus Mabruro sebelum berangkat wukuf pada Kamis, 13 Juni 2024.-Mabruro for Harian Disway-
“Bahkan sama tumbuhan dan hewan harus bersikap lembut, tidak boleh membunuh. Itu wejangan beliau,” jelas lelaki asal Rangkah, Surabaya, tersebut. Dengan wejangan-wejangan itu, para jamaah pun makin mantap melaksanakan wukuf. Hati makin tenang. Menjalankan ibadah pun menjadi makin semangat.
Misbach memperkirakan para jamaah bakal tiba di Arafah pukul 03.00 dini hari. Setidaknya sebelum tiba waktu Subuh. Perjalanan dari hotel maksimal 1,5 jam.
Keberangkatan ke Arafah itu menandai dimulainya rangkaian puncak ibadah haji. Mental para jamaah sudah siap. Begitu pula dengan persiapan fisik. Sudah disiapkan sejak di tanah air.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (8): Kekompakan Jamaah Dipupuk Setiap Hari
Tidak perlu khawatir. Mabruro punya dokter yang sangat berpengalaman untuk mengurus para jamaah: dr Christiana Wahyuningrum. Dokter yang sehari-hari bertugas di Rumah Sakit Surabaya Medical Service itu sangat total dalam menjaga kesehatan fisik para jamaah haji Mabruro sejak di tanah air.
“Sebelum berangkat ke tanah suci, saya sudah mapping kesehatan para jamaah dari hasil medical check-up Asrama Haji,” jelas alumnus Universitas Wijaya Kusuma itu saat dihubungi, kemarin.
Terutama memberi perhatian lebih pada 15 jamaah yang kesehatannya punya risiko tinggi. Mereka diminta kontrol khusus ke para dokter spesialis. Dari situ kemudian di-sreening apakah jamaah mampu menunaikan ibadah haji atau tidak.
“Karena ibadah haji ini ibadah fisik. Alhamdulillah, setelah kontrol ke dokter spesialis, ada tiga jamaah yang tidak bisa berangkat,” jelasnya. Sebab, mereka punya penyakit yang berisiko tinggi.
Poliklinik rutin yang dikelola dr Christiana Wahyuningrum (kanan) untuk para jamaah haji khusus Mabruro.-Mabruro for Harian Disway-
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (7): Ibadah Tenang, Tak Risau Isu Visa Ilegal
Akhirnya, dr Ana fokus mengontrol 12 jamaah lain yang berisiko tinggi. Sejak manasik haji di tanah air hingga tiba di tanah suci. Tentu dengan tetap mengontrol kesehatan seluruh jamaah.
Semua pengawasan itu pun berkolaborasi dengan para petugas dan ustaz dari Mabruro. dr Ana membuka poliklinik setiap hari selepas salat Dhuha dan Ashar. Termasuk para jamaah lansia. dr Ana rutin melakukan kunjungan ke kamar mereka.
“Alhamdulillah lagi, para jamaah punya kesadaran tinggi terhadap kesehatan. Setiap salat minta cek, saya seneng banget di situ. Semoga selalu diberi kesehatan untuk semua sampai pulang ke tanah air nanti,” tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: