Lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat Karya Affandi yang Dikoleksi Bung Karno Gambarkan Semangat Juang

Lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat Karya Affandi yang Dikoleksi Bung Karno Gambarkan Semangat Juang

Lulisan berjudul Laskar Rakyat Mengatur Siasat menjadi gambaran semangat juang yang terlukiskan di kanvas pelukis maestro Indonesia Affandi. --@JAVADESINDO Art Gallery

HARIAN DISWAY - Lukisan berjudul Laskar Rakyat Mengatur Siasat yang dibuat oleh pelukis maestro Indonesia Affandi pada 1946 dilukis ketika mendengar Belanda akan kembali ke Indonesia untuk menduduki kota-kota penting.

Adalah Sukarno dan Sutan Syahrir yang semula menunjuk Affandi untuk membuat poster. Kebutuhannya jelas untuk membangkitkan semangat bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Hasilnya, Affandi mampu membuat lukisan yang memesona. Dalam kanvasnya, ia menggambarkan sejumlah pemuda yang sedang berkumpul di suatu tempat persembunyian untuk merancang penyerangan ke basis musuh.

Maka dari itulah di dalam lukisan tersebut terdapat tulisan penyemangat yakni "Sekali Merdeka, Tetap Merdeka. Kalimatnya menjadi simbol untuk memotivasi agar rakyat Indonesia jangan ingin dijajah kembali dari segi mana pun.

BACA JUGA: Kisah di Balik Lukisan Karya Raden Saleh tentang Penangkapan Pangeran Diponegoro

Namun, ketika melihat lukisan ini begitu indah dan memiliki makna mendalam, Sukarno rupanya merasa sayang jika hanya dijadikan poster untuk media propaganda. Akhirnya lukisan ini dijadikan koleksi meskipun ada bagian yang terlanjur terlipat.

Gambaran Semangat Juang yang Membara

Dalam visualnya, lukisan ini menggambarkan sekelompok pemuda yang sedang berkumpul di sebuah gubuk reyot. Mereka tampak serius berdiskusi, menyusun strategi untuk melawan penjajah yang harus dienyahkan.

Wajah-wajah mereka penuh tekad dan keyakinan. Tampak siap sedia untuk mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan tanah air. Di tengah kelompok tersebut, seorang pemuda berdiri tegak dengan tangan tergenggam erat. 

BACA JUGA: Lukisan Bergaya Pop Art Karya Vincent Prijadi Purnomo Ini Unik, Simak Ya!

Dari sosoknya, pemuda tersebut tampaknya adalah pemimpin mereka yang tengah berjuang merebut kemerdekaan. Sosoknya digambarkan memancarkan aura kepemimpinan dan keberanian. Sorot matanya tajam, penuh keyakinan akan kemenangan.

Di sekeliling mereka, terlihat berbagai peralatan perang seperti bambu runcing, tombak, dan pisau. Sederhana tapi mencerminkan tekad rakyat Indonesia yang kuat untuk melawan dengan segala cara yang ada.

Lebih dari Goresan Kanvas

Kini, lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat bukan hanya sebuah lukisan yang indah secara estetika. Lukisan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam. Yaitu semangat juang rakyat Indonesia yang pantang menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaan.

BACA JUGA: Terkutuk! Inilah Lima Lukisan yang Sering Meneror Pemilik

Pelukis maestro Affandi itu ingin menyampaikan pesan bahwa kemerdekaan tidak datang dengan begitu saja. Ia ingin membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme rakyat Indonesia untuk terus berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Lukisan yang Abadi

Lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat telah menjadi bagian penting dari sejarah seni lukis Indonesia. Lukisan ini telah dipamerkan di berbagai galeri seni ternama di seluruh dunia dan menjadi salah satu ikon perjuangan rakyat Indonesia.

Hingga saat ini, lukisan ini masih relevan untuk dinikmati dan direnungkan. Pun menjelang HUT RI ke 79. Lukisan ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya semangat juang dan rasa cinta tanah air dalam menjaga kemerdekaan.

BACA JUGA: Kubisme dan Deformasi Figur, Gaya Lukisan Misgeiyanto yang Bergerak Menuju Optic Art

Karena itulah, lukisan Laskar Rakyat Mengatur Siasat dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sebab lukisan ini juga memberikan gambaran tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda pada masa revolusi.

Selain itu, karya Affandi itu dapat menjadi sumber belajar bagi generasi muda untuk memahami sejarah perjuangan bangsa dan menumbuhkan rasa nasionalisme. Tak heran jika lukisan itu menjadi koleksi berharga Istana Kepresidenan RI. (*)

Artikel ini ditulis oleh Anik Zulfia, mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, peserta Magang Reguler di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: