Amad; Veteran dan Memori Satu Abad (4): Sangat Idolakan A.H. Nasution

Amad; Veteran dan Memori Satu Abad (4): Sangat Idolakan A.H. Nasution

Amad; Veteran dan memori satu abad (4): Sangat idolakan A.H. Nasution. Berpose di depan lemari berisi piagam di kantor Harian Disway. Amad hadir dan bercerita banyak tentang sejarah hidupnya.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Ia masih mengingat peristiwa itu. Yakni pada 1958 pada sore hari. "Kata teman-teman yang menyaksikan dulu, saya pernah dinyatakan meninggal pukul setengah empat sore," ungkap pria asli Surabaya itu. Peristiwa paling tak terlupakan adalah ketika ia menjadi supir truk militer.

"Truk Powell. Saya masih ingat, ada nomornya: 1920. Truk khusus untuk pengawal forwarder," ujarnya. Karena medan yang sulit, truk yang dikemudikannya tak terkendali. Jatuh. Ia terlempar keluar dan badannya tertindih body truk tersebut.

Itulah kematian kedua Amad. Bahkan tubuhnya sempat disimpan di kamar jenazah rumah sakit setempat. "Hidung ini sudah diberi kapas. Semuanya sudah. Tinggal dibungkus kain kafan. Tapi salah seorang teman saya melihat jari-jemari saya bergerak," ungkapnya.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Pengusaha Tommy Soeharto: Shan Zi Zhen Zhong

Dokter pun memeriksa Amad lagi. Ternyata ia masih hidup. Setelah dilakukan pengobatan, ia pun sembuh. "Beruntung Tuhan masih memberi kesempatan untuk hidup. Itu sangat saya syukuri," ujarnya. 


Amad; Veteran dan memori satu abad (4): Sangat idolakan A.H. Nasution. Amad ketika berziarah ke makam AH Nasution. Ia sangat mengidolakan jenderal tersebut karena kepiawaiannya dalam strategi militer dan politik.-Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY

Peristiwa itu terjadi di Manado. Amad pun kembali sehat dan melanjutkan kariernya sebagai tentara. Namun, peristiwa hampir mati itu tak membuatnya bertobat dan menjadi alim. Amad berkisah bahwa saat muda ia begitu nakal.

"Tahun '50an, usia saya masih 30 tahun. Nakal banget. Malah saya sempat dikeluarkan dari dinas militer. Saking nakale (saking nakalnya, Red)," ungkapnya. Ia tak menjelaskan secara rinci tentang kenakalannya tersebut. Sepertinya Amad tak ingin mengingat-ingat peristiwa buruk tersebut.

BACA JUGA: Pemenang Surabaya Tourism Award 2024 (16): Wisata Kampung Pecinan Unggul dengan Sejarah Tabib Kapasan yang Merawat Pejuang

Pascakeluar dari TNI, Amad praktis tak punya pekerjaan. Ia dibantu oleh sesama kawannya yang bertugas di militer. "Kawan saya namanya Sersan Sutran. Punya perusahaan angkutan umum. Saya didatangi di daerah Pandegiling. Dijadikan pegawai perusahaan angkutan," katanya.

Waktu berlalu. Karena mengingat jasa-jasanya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Amad ditarik kembali dan diangkat menjadi ASN di Kodam. 

"Saya dibantu oleh Brigjend TNI Prapto. Nama lengkapnya saya lupa. Kemudian saya dipertemukan dengan Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu. Beliau juga membantu saya. Saya pun masuk dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)," ungkapnya.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Anggota DPD RI dari Bali I Made Mangku Pastika: Ke Ji Fu Li

Satu hal yang menjadi rutinitasnya sampai saat ini adalah menabur bunga di makam Jenderal AH Nasution. Amad sangat mengagumi sosok tersebut. "Beliau ahli strategi. Berwawasan luas. Saya kagum," ujarnya.

Ia kemudian menunjukkan fotonya saat berziarah ke makam AH Nasution. "Iki foto pas nom-nomanku biyen. Umurku waktu iku isih 92. Sepuluh tahun kepungkur (Ini foto ketika saya masih muda. Sepuluh tahun silam, Red)," katanya, kemudian tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway