Puncak Musim Kemarau, Potensi Karhutla Tinggi di Jawa dan Sumatera
Foto udara menunjukkan kawasan lereng Gunung Merbabu yang terbakar -X: @merapiuncover-
HARIAN DISWAY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa potensi bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) akan lebih sering terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat, termasuk Jawa dan Sumatera.
Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa sejak minggu lalu kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi kejadian bencana di tanah air.
Kebakaran lahan selama sepekan terakhir dipicu oleh pergeseran fklutuasi lautan pasifik yang disebut El Nino Southern Oscilliation (ENSO). Abdul menyatakan bahwa kemarau ini menjadi periode yang sangat rentan terhadap bencana Karhutla, terutama di beberapa daerah di Indonesia bagian Barat seperti Jawa, Sumatera, dan beberapa wilayah di Kalimantan.
BACA JUGA:BNPB Siapkan Langkah Antisipasi Kekeringan dan Karhutla di Puncak Kemarau
"Kawasan gambut di Sumatera pada musim kemarau sangat rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan," ujar Abdul pada tayangan live disaster briefing, Senin, 29 Juli 2024
Di beberapa daerah di Jawa telah dinyatakan siaga darurat kekeringan. "Di Jawa, tidak hanya kekeringan, di Jawa Timur dan Jawa Tengah sudah hampir 70 persen kabupaten/kota menyatakan siaga darurat kekeringan, termasuk di Yogyakarta," ungkap Abdul.
. Kepala Pusat Data Informasi dan kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan pada tayangan live disaster briefing Persebaran Karhutla di Indonesia--BNPB Indonesia
Karhutla di Jawa berbeda dengan di Sumatera yang kebakaran lahannya terjadi di daerah gambut. Di Jawa, Karhutla lebih banyak terjadi di kawasan wisata alam terbuka. "Untuk Jawa, lebih banyak terjadi Karhutla di kawasan wisata alam terbuka. Tahun lalu, karhutla terjadi di Bromo, Gunung Gede, Ciremai, Arjuna, dan gunung lainnya, sehingga perlu mendapat perhatian," jelasnya.
BACA JUGA:Indonesia Memasuki Puncak Musim Kemarau, BNPB Imbau Masyarakat untuk Waspada Karhutla
Di Kalimantan, Karhutla juga terjadi di beberapa daerah, termasuk di pulau-pulau kecil seperti Bangka Belitung. Abdul menjelaskan bahwa Kalimantan Timur mengalami kebakaran signifikan tahun lalu, sehingga perlu waspada di semua tempat.
Kebakaran hutan kembali melanda wilayah Jawa Timur, di mana kali ini kebakaran Gunung Penanggungan Mojokerto yang terjadi pada Kamis 2 November 2023. -Tangkapan layar youtube-
Abdul menyatakan bahwa Karhutla di Indonesia sering kali disebabkan oleh campur tangan manusia. "Jika Karhutla di California atau Eropa masih mungkin terjadi karena petir dan faktor lainnya, namun di khatulistiwa petir dan hujan jarang terjadi, sehingga pasti ada intervensi manusia pada terjadinya kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Menanggapi situasi ini, Abdul mengimbau semua elemen masyarakat dan pemerintahan untuk melakukan kesiapsiagaan menghadapi Karhutla yang akan datang. "Kami himbau seluruh daerah untuk melakukan apel kesiapsiagaan, mengecek kembali alat, personel, dan anggaran untuk menghadapi Karhutla di minggu-minggu mendatang," tutupnya.Artikel ini ditulis oleh Ahmad Hanif Musthafa, Mahasiswa Universitas Airlangga, Peserta Magang Reguler di Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: