Sedot Lemak Jadi Tren, IDI Paparkan Prosedur dan Risikonya

Sedot Lemak Jadi Tren, IDI Paparkan Prosedur dan Risikonya

Sedot Lemak Jadi Tren, Waspada, IDI Paparkan Prosedur dan Risikonya. Sedot lemak memiliki berbagai prosedur dan tahapan khusus. IDI berharap masyarakat tidak salah memahami sedot lemak dan harus paham risikonya.-nensuria-freepik.com

HARIAN DISWAY - Kasus dugaan malpraktik sedot lemak di Kota Depok menjadi sorotan warganet. Terkait itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap masyarakat bisa mengenali prosedur dan risiko operasi sedot lemak.

Sedot lemak atau Liposuction adalah prosedur pembedahan invasif yang bertujuan untuk menghilangkan sebagian lapisan lemak di bawah kulit di area tertentu. 


Sedot Lemak Jadi Tren, IDI Paparkan Prosedur dan Risikonya. dr. Qori Haly, SpBP-RE menjelaskan prosedur dan risiko sedot lemak pada konferens-Ikatan Dokter Indonesia (IDI)-

BACA JUGA:7 Rekomendasi Makanan Alternatif untuk Diet Sehat, Lebih Aman dari Sedot Lemak

Dijelaskan oleh dr. Qori Haly, SpBP-RE, ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Indonesia cabang Jabodetabek Banten & Anggota Bidang Kajian Sejarah & Kepahlawanan Dokter PB IDI, bahwa sedot lemak atau liposuction tidak bertujuan untuk mengurangi berat badan.

“Mereka (masyarakat awam) beranggapan bahwa dengan melakukan sedot lemak, maka akan bisa menurunkan berat badan. Nah, itu pemahaman yang kurang tepat. Karena sedot lemak hanya mengurangi beberapa lapisan lemak di daerah atau area tertentu saja,” kata Qori.

BACA JUGA:IDI Sebut Pasien di RSJ Sambang Lihum Kalsel Bukan Mabuk Kecubung, Tapi Pil Putih

Dr. Qori menambahkan bahwa fungsi utama sedot lemak atau liposuction sejatinya adalah pembentukan tubuh. “Jadi fungsinya adalah untuk membentuk tubuh atau yang kita sebut body contouring, bukan body slimming,” tambahnya.

Sebagai contoh, dr. Qori menggambarkan kondisi yang dapat dilakukan tindakan sedot lemak. Yakni lemak persistent atau lemak yang hanya bisa dihilangkan dengan cara sedot lemak.

“Beberapa pasien berat badannya stabil. Tapi dia mempunyai akumulasi atau deposit lapisan lemak tertentu di daerah tubuh tertentu. Seperti lemak di lengan bawah. Walaupun sudah berolahraga, sudah melakukan pengaturan pola makan atau nutrisi, ternyata lemak di lengan bawah itu masih ada. Itulah yang disebut sebagai lemak persistent,” kata Qori.

BACA JUGA:IDAI Beberkan 10 Tantangan yang Dihadapi Anak Indonesia Masa Kini

Adapun risiko yang ditimbulkan dari tindakan sedot lemak atau liposuction, adalah risiko pembiusan dan risiko pembedahan. Kejujuran pasien menjadi hal yang penting untuk mengurangi risiko sedot lemak.

“Pasien harus jujur mengenai konsumsi obat-obatan yang diminum atau dimasukkan melalui cara-cara tertentu. Karena ada risiko interaksi obat antara obat bius dengan obat yang dikonsumsi. Termasuk risiko pembedahan. Pasien harus jujur sudah pernah melakukan tindakan apa,” ungkapnya.

Menurutnya, risiko komplikasi akan terjadi bila dilakukan perluasan bidang operasi dan beberapa tindakan sekaligus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: