Kegigihan Veddriq Leonardo Berbuah Emas Olimpiade Paris, Berlatih di Tengah Kabut Asap Kalimantan

Kegigihan Veddriq Leonardo Berbuah Emas Olimpiade Paris, Berlatih di Tengah Kabut Asap Kalimantan

Veddriq Leonardo meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024-Komite Olimpiade Indonesia-

Ia bahkan menjadi climber pertama di dunia yang meraih waktu di bawah 5 detik. Rekor itu tercipta di Seoul, Korea Selatan pada 2023 dengan waktu 4,9 detik.

Setelah tiga kali mencoba, Veddriq akhirnya meraih tiket melalui kesempatan terakhir. Yakni Olympic Qualifier Series pada Juni lalu. Dua event itu berlangsung di Shanghai, Tiongkok, dan Budapest, Hungaria.

BACA JUGA:Veddriq Leonardo Target Emas di Olimpiade Paris 2024, Ini Antisipasinya

Ia dipastikan lolos ke Olimpiade Paris pada 22 Juni 2024. Dari lima tiket yang tersedia dari seri kualifikasi tersebut, Veddriq meraih posisi kedua. Saat itu, ia ada di bawah Wu Peng. Climber Tiongkok yang ia kalahkan di final Olimpiade 2024, Kamis, 8 Agustus 2024.

Sudah lolos ke Olimpiade Paris 2024 pun, beban Veddriq tetap berat. Semua diawali dengan kegagalan tim bulu tangkis menyumbang emas.

Lalu, rekannya dari nomor speed putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Sallsabillah gagal meraih medali. Unggulan Indonesia dari angkat besi, Eko Yuli Irawan, juga tumbang.


Veddriq Leonardo rebut emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Foto: Ekspresi Veddriq ketika menang atas Wu Peng di final, 8 Agustus 2024. Ia mencatat waktu 4,75 detik. -Jonathan Nackstrand-AFP

Maka, harapan Indonesia selanjutnya untuk meraih emas perdana tertumpah di pundaknya. Apalagi, pada pertandingan sebelumnya, Rahmat Adi Mulyono gagal melangkah ke perempat final.

BACA JUGA:Veddriq Leonardo dan Rajiah Sallsabillah Lolos, Panjat Tebing Tambah 2 Wakil ke Olimpiade

BACA JUGA:Peluang Terakhir Veddriq Leonardo Raih Tiket Olimpiade Paris 2024

Alhasil, Veddriq Leonardo menjadi satu-satunya wakil di 8 Besar. Ia harus melawan para climber super seorang diri. Seperti Wu Peng, Sam Watson (AS), Amir Maimuratov (Kazakhstan), dan Matteo Zurloni (Italia).

Namun, mentalitas Veddriq, harus diakui, memang luar biasa tangguh. Dari perempat final sampai final, catatan waktunya terus naik. Terakhir, di babak puncak, ia mengalahkan Wu Peng dengan catatan 4,75 detik. Hanya unggul 0.02 detik atas Wu Peng.

Sebuah hasil dari kerja super keras selama bertahun-tahun, semangat pantang menyerah, dan kesetiaan yang sangat tinggi kepada Indonesia. Terima kasih, Veddriq! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: