Pangeran Hisahito Raih Usia Dewasa di Tengah Krisis Suksesi Kekaisaran Jepang

Pangeran Hisahito Raih Usia Dewasa di Tengah Krisis Suksesi Kekaisaran Jepang

Pangeran Hisahito di Foto Di Taman Kekaisaran Akasaka di Tokyo Pada 15 Juli 2024. Hisahito Berumur 18 Tahun Pada 6 September Lalu.-Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang-AP

Di tengah perdebatan itu, Pangeran Hisahito yang baru saja meraih usia dewasa, masih fokus pada pendidikan. 

"Saat ini, saya ingin menghargai waktu yang tersisa di sekolah menengah," katanya dalam sebuah pernyataan. Pangeran muda itu memiliki minat besar pada dunia serangga. Bahkan Hisahito telah menulis makalah akademis tentang capung. Makalah tersebut ditulis di properti milik keluarganya di Akasaka, Tokyo.

BACA JUGA:Topan Shanshan Berubah Badai Tropis, Ganggu Transportasi di Jepang

Dilansir dari kanal berita NDTV World, Pangeran Hisahito kini tercatat sebagai mahasiswa tahun ketiga di Sekolah Menengah Atas Universitas Tsukuba di Otsuka di Tokyo. 

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Badan Rumah Tangga Kekaisaran, Hisahito mengatakan, "Saya berharap untuk belajar lebih banyak melalui setiap pengalaman. Menyerap berbagai aspek dan dapat tumbuh melaluinya."

Untuk mengatasi tantangan suksesi, pada Januari 2022, pemerintah Jepang menunjuk beberapa orang untuk tergabung dalam panel ahli konservatif. Mereka merekomendasikan agar perempuan diizinkan mempertahankan status kerajaan mereka setelah menikah.

BACA JUGA:Otoritas Jepang Cabut Peringatan Gempa Dahsyat

Rekomendasi tersebut digunakan sebagai solusi untuk memperlambat penurunan jumlah anggota keluarga kekaisaran. Panel itu juga menyarankan adopsi keturunan laki-laki dari keluarga kerajaan yang telah punah. Cara itu ditujukan sebagai cara untuk melanjutkan garis keturunan laki-laki yang sudah semakin sedikit.

Namun, kritikus menilai bahwa langkah-langkah itu tidak cukup. Apalagi selama aturan yang hanya mengizinkan laki-laki sebagai penerus takhta tetap dipertahankan. 

Mereka menekankan bahwa praktik seperti itu sebagian besar didukung oleh selir di era pra-modern, yang tidak lagi relevan dalam sistem kekaisaran modern.

BACA JUGA:Panik! Peringatan Gempa Dahsyat Bikin Warga Jepang Timbun Bahan Pokok

*) Elsa Amalia Kartika Putri, Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, Mahasiswa Program Magang Regular di Harian Disway

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: ap