Senja Kala Kelas Menengah, Alarm Kontraksi Ekonomi Global
ILUSTRASI senja kala kelas menengah adalah alarm kontraksi ekonomi global.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Pada 2018, porsi konsumsi kelas menengah mencapai 41,9 persen dari total konsumsi rumah tangga di Indonesia. Terjadi tren penurunan sejak itu.
Pada 2023, total konsumsi kelas menengah hanya mencapai 36,8 persen dari total konsumsi rumah tangga di Indonesia.
Kontribusi pajak mereka sangat mungkin berkurang jika daya beli kelompok itu kian tergerus, dan pada gilirannya berpotensi memperburuk rasio pajak terhadap PDB yang sudah rendah dan mengganggu kemampuan pemerintah untuk menyediakan layanan dan membiayai proyek pembangunan.
Langkah pemerintah sudah cukup tepat dalam mempertahankan daya beli masyarakat yang kian tergerus. Jika kelompok masyarakat miskin mendapatkan bantuan sosial, kelas menengah ke atas bisa dipertimbangkan memperoleh insentif berupa tax holiday dan semacamnya.
Lebih dipertajam lagi, pemerintah cukup membuat aturan yang tepat agar daya beli kelas itu tidak tertekan. Misalnya, pemerintah perlu menjaga tingkat inflasi pada level rendah untuk menjaga tingkat konsumsi dan public spending tak terganggu.
Sebab, dua faktor tersebut merupakan elemen pembentuk modal bruto PDB. Selanjutnya, pemerintah perlu memprioritaskan kebijakan penciptaan lapangan kerja dan sektor investasi yang pro-padat karya.
Intensifikasi pada sektor itu akan mampu memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, indeks kepercayaan konsumen, dan purchasing manufacturing index (PMI) yang merupakan indikator gambaran awal kinerja sektor industri manufaktur sebelum dirilis data industri tersebut secara lebih komprehensif dan akurat. (*)
*) Sukarijanto adalah peneliti di Institute of Global Research for Entrepreneurship & Leadership dan kandidat doktor di program S-3 PSDM Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: