Senja Kala Kelas Menengah, Alarm Kontraksi Ekonomi Global

Senja Kala Kelas Menengah, Alarm Kontraksi Ekonomi Global

ILUSTRASI senja kala kelas menengah adalah alarm kontraksi ekonomi global.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

KERISAUAN terhadap menurunnya populasi kelas menengah belakangan ini menjadi bahasan utama, baik di kalangan pemerintah maupun para pengamat. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga menjadi keprihatinan di beberapa negara. 

Bahkan, majalah bisnis Forbes April 2023 membeberkan fakta dan data bahwa keberadaan kelas menengah Amerika Serikat (AS) telah mengalami penurunan tajam dalam kurun 50 tahun terakhir sejak tahun 1971 sampai dengan 2023. 

Indikator penurunan itu tecermin dari makin menurunnya pendapatan rata-rata kelas menengah dari 61 persen menyusut ke 51 persen. Diperburuk juga oleh data bahwa porsi pendapatan agregat yang diperoleh kelas menengah AS menyusut dari sebelumnya 62 persen menjadi hanya 42 persen. 

BACA JUGA: Jumlah Kelas Menengah Anjlok, Indonesia Krisis Pekerjaan Layak

BACA JUGA: Pemerintah Berjanji Prioritaskan Kelas Menengah Untuk Cegah Perlambatan Ekonomi

Meski, pada saat yang sama, pendapatan agregat mereka yang dianggap berpenghasilan tinggi meningkat dari 29 persen menjadi 50 persen. Itu terlepas dari realitas bahwa kelas berpenghasilan tinggi yang tumbuh masih kurang dari separuh kelas menengah di AS.

Data terbaru yang kian menjadi perhatian otoritas pemerintah AS juga disajikan lembaga riset bisnis Pew Research Center bahwa mereka yang berada di kelas menengah mengalami penyusutan lebih kecil daripada sebelumnya. 

Tahun 1971, sebanyak 61 persen orang AS diklasifikasikan sebagai rumah tangga kelas menengah. Pada 2023, angka tersebut telah turun menjadi 51 persen. Adapun kelompok yang dianggap berpenghasilan rendah ukurannya juga meningkat meskipun lebih rendah daripada kelas berpenghasilan tinggi. 

BACA JUGA: Bikin Heran! Konsumsi Air Galon Ternyata Turut Menggerus Pendapatan Kelas Menengah Indonesia

BACA JUGA: Kelas Menengah Indonesia Semakin Tertekan! Biaya Hidup Tinggi, Air Saja Harus Beli

Akibatnya, kelas menengah terjepit dari kedua sisi, yang terakhir hanya membentuk 50 persen dari orang AS. Salah satu tren yang sangat mengkhawatirkan, hanya berkaitan dengan kelas berpenghasilan rendah, adalah meskipun ukurannya telah meningkat, mereka telah menurun dalam kelompok pendapatan agregat. 

Antara tahun 1970 dan 2021, kelas berpenghasilan rendah menurun dari 10 persen menjadi hanya 8 persen. Pertumbuhan pendapatan kelas menengah sejak 1970 belum mampu mengimbangi pertumbuhan pendapatan untuk mereka yang termasuk golongan berpenghasilan tinggi. 

Ironisnya, dari total pendapatan rumah tangga AS yang kontribusi terbesar disumbang oleh kelas menengah kini tengah mengalami fase penurunan tajam.

BACA JUGA: 9,48 Juta Kelas Menengah Rentan Turun ‘Kasta’, Banyak dari Gen X dan Milenial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: