Kelas Menengah Indonesia Semakin Tertekan! Biaya Hidup Tinggi, Air Saja Harus Beli

Kelas Menengah Indonesia Semakin Tertekan! Biaya Hidup Tinggi, Air Saja Harus Beli

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memperketat regulasi standar kemasan dan pelabelan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Ilustrasi - Air minum dalam kemasan galon. Foto: JPNN.com--

HARIAN DISWAY – Penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Penurunan ini disinyalir terkait dengan kenaikan biaya hidup sehari-hari.

Berdasarkan laporan Indonesia Economic Outlook (IEO) Triwulan III-2024, kelas menengah Indonesia mengalami penyusutan signifikan, dari 60 juta jiwa pada 2018 menjadi 52 juta jiwa pada 2023. Kondisi ini dipicu oleh penurunan daya beli akibat meningkatnya biaya kebutuhan pokok, termasuk makanan dan air minum.

Mengutip dari data Badan Pusat Statistik pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Lalu, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%. Yang artinya ada 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas.

BACA JUGA:Bikin Heran! Konsumsi Air Galon Ternyata Turut Menggerus Pendapatan Kelas Menengah Indonesia

Seiring dengan meningkatnya biaya kebutuhan dasar, konsumsi air minum kemasan galon turut menjadi isu. Banyak keluarga kelas menengah mulai merasakan beban dari pengeluaran rutin untuk membeli air minum kemasan galon, yang menjadi salah satu komponen konsumsi rumah tangga yang signifikan.


Daya beli kelas menengah lesu--Istimewa

Air minum galon, yang seringkali dianggap lebih praktis dan aman, telah menjadi kebutuhan pokok bagi banyak keluarga perkotaan, tetapi harganya terus meningkat seiring dengan inflasi dan biaya distribusi.

“Selama ini secara tidak sadar itu sudah menggerus income kita secara lumayan dengan style kita yang mengandalkan semua pada air galon, air botol dan segala macamnya,” kata Bambang Brodjonegoro, seorang ekonom senior yang juga mantan menteri keuangan.

BACA JUGA:Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan

Mantan Kepala Bappenas ini juga mengatakan kebiasaan mengkonsumsi air dalam kemasan tidak terjadi di semua negara. Misalnya pada negara maju, warga kelas menengah terbiasa memanfaatkan fasilitas air siap minum yang disediakan di tempat tempat umum. Dengan adanya fasilitas itu, masyarakat di negara maju tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli air minum.

Mengutip dari Laporan IEO, mencatat bahwa proporsi pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan dan barang pokok lainnya terus meningkat di kalangan kelas menengah. Pada 2023, kelas menengah mengalokasikan 41,3% dari pengeluaran mereka untuk makanan, naik dari 36,6% pada 2014. Hal ini mencerminkan beban biaya yang semakin besar untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk air minum.

BACA JUGA:Kelas Menengah Menyusut, BPS Sebut Ekonomi Nasional Rentan Guncangan

Dengan tingginya pengeluaran untuk kebutuhan dasar, termasuk air minum, daya beli kelas menengah terus tergerus, yang pada akhirnya berpotensi menurunkan kelas mereka menjadi kelompok rentan. Perlu adanya langkah konkret untuk mengatasi masalah ini agar kelas menengah tetap dapat berperan sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: