Alpine Umumkan Proyek Hypertech, Tinggalkan Renault di 2026

Alpine Umumkan Proyek Hypertech, Tinggalkan Renault di 2026

Mobil Esteban Ocon dari tim Alpine F1 saat malakoni latihan bebas 3 di GP-Singapura (21/9) lalu--Twitter BWT Alpine F1 Team @AlpineF1Team

HARIAN DISWAY - Alpine resmi menghentikan produksi mesin Renault untuk Formula 1 pada akhir 2025 dan akan menjadi tim pelanggan mulai 2026. Proyek transformasi "Hypertech" diharapkan membawa inovasi baru bagi tim dan mendukung regulasi F1 2026 mendatang.

Artinya, tim ini tidak akan lagi menggunakan unit tenaga dari pabrikan Renault, melainkan akan menjadi tim pelanggan dengan menggunakan mesin pabrikan lain. Alpine akan mengontrak mesin dari pihak ketiga, tetapi belum ada informasi resmi mengenai pabrikan mana yang akan dipilih.

CEO Alpine, Philippe Krief, menjelaskan, "Pembangunan pusat Hypertech Alpine ini sangat penting bagi strategi pengembangan Alpine, dan lebih luas lagi, bagi strategi inovasi Grup."

"Ini merupakan titik balik bagi fasilitas Viry-Chatillon, yang akan memastikan kesinambungan keahlian dan membawa keterampilan langka ke masa depan Grup yang ambisius, sekaligus memperkuat posisi Alpine sebagai 'garasi inovasi'. DNA balapnya tetap menjadi dasar dari merek ini, yang akan mendorong proyek-proyek industri dan otomotif yang belum pernah ada sebelumnya, terutama berkat Hypertech Alpine," tambahnya.

BACA JUGA:David Sanchez Kembali ke Alpine, Habiskan 10 Tahun di Ferrari

BACA JUGA:Formula 1: Moncer di GP Tiongkok, Alpine Kembali ke Jalan yang Benar

Saat ini, program Formula 1 tim Alpine terbagi dalam dua pabrik: divisi sasis yang berbasis di Enstone, Inggris, dan divisi mesin yang berpusat di Viry-Chatillon, Prancis.

Namun, dengan perubahan yang akan datang, markas Viry-Chatillon — yang telah memproduksi mesin sejak Renault memasuki Formula 1 pada 1970-an — tidak akan lagi memproduksi unit tenaga F1 setelah 2025.

Ke depan, markas Enstone akan menjadi pusat utama dari upaya F1 tim Alpine, sementara mesin baru untuk 2026 masih dalam tahap penjajakan.

Sementara itu, Alpine belum memberikan komentar terkait potensi kesepakatan dengan Mercedes untuk menjadi pemasok mesin pada 2026, meskipun bos tim Mercedes, Toto Wolff, telah menyatakan keterbukaannya untuk memasok mesin ke tim lain setelah Aston Martin beralih ke Honda.

BACA JUGA:Red Bull Putus Kontrak Daniel Ricciardo, Liam Lawson Jadi Pengganti

BACA JUGA:McLaren Bajak Will Courtenay dari Red Bull, Performa Bakal Makin Mengerikan

Mesin Renault sendiri telah lama dianggap sebagai salah satu unit tenaga yang paling lemah dalam hal daya keluaran selama beberapa tahun terakhir.

Kondisi itu kerap mengakibatkan tim Alpine kehilangan waktu berharga di beberapa lintasan, yang membuat mereka terancam tersingkir di babak kualifikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: