25 WNI Dievakuasi dari Lebanon di Tengah Konflik
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan perkembangan terkini mengenai evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon. --YouTube Sekretariat Presiden
HARIAN DISWAY - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan perkembangan terkini mengenai evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Lebanon. Retno menginformasikan bahwa ada 25 WNI telah berhasil dievakuasi melalui jalur darat.
"Saat ini, kami telah berhasil mengevakuasi sebagian dari warga negara kita. Mereka telah mencapai lokasi aman dan akan segera kembali ke tanah air," jelas Retno dalam konferensi pers di Grand Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada 3 Oktober 2024,
Dia menambahkan bahwa proses evakuasi berlangsung dengan lancar, dan para WNI telah tiba di Damaskus, Suriah, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Indonesia. Retno terus memantau situasi evakuasi.
BACA JUGA:Krisis Lebanon: Mengapa Tentara Tak Diterjunkan dalam Pertarungan dengan Israel dan Hizbullah?
Mengingat kondisi yang tidak stabil di wilayah Timur Tengah. Menurutnya, ruang udara di sejumlah negara di kawasan tersebut mengalami situasi buka-tutup, yang berpotensi memengaruhi keberlanjutan evakuasi.
"Kami akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan penerbangan evakuasi. Kecepatan sangat penting mengingat dinamika di lapangan," ujarnya.
Kekacauan di Lebanon semakin memanas setelah serangan Israel yang dimulai sejak 16 September 2024. Serangan yang berkelanjutan ini telah menyebabkan kerugian besar, termasuk tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
BACA JUGA: Pemerintah Mulai Evakuasi WNI Dari Sudan
Akibat konflik ini, ribuan orang kehilangan nyawa dan banyak yang terluka. Saat ini, tercatat 159 WNI tinggal di Lebanon, namun hanya 25 orang yang telah dievakuasi.
Sejumlah WNI lainnya memilih untuk tetap berada di Lebanon dengan berbagai alasan pribadi, seperti mereka menikah dengan warga asli Lebanon dan ada juga yang sedang menempuh pendidikan di Lebanon.
Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Internasional Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyampaikan bahwa KBRI Beirut telah menyiapkan langkah-langkah evakuasi sejak situasi darurat diumumkan.
BACA JUGA: Operasi Bantuan PBB di Gaza Terhambat Perintahkan Evakuasi Israel, Pengiriman Bantuan Terganggu
"Sejak pengumuman Siaga 1, KBRI Beirut berhasil mengevakuasi 25 WNI yang kini sudah berada di Indonesia. Sementara itu, mayoritas WNI lainnya memutuskan untuk tetap tinggal di Lebanon," ungkap Judha.
Status Siaga 1 pertama kali diberlakukan untuk Lebanon Selatan pada Oktober 2023 saat ketegangan di Gaza meningkat. Namun, pada 4 Agustus 2024, status tersebut ditingkatkan menjadi Siaga 1 untuk seluruh Lebanon.
Mengingat intensitas konflik yang meningkat. Judha juga menyebutkan bahwa sebagian besar WNI di Lebanon adalah mereka yang menikah dengan warga Lebanon.
BACA JUGA: Lagi, Ledakan Lebanon Sasar HT Anggota Hizbullah, Total 32 Tewas dan Ribuan Luka
Dari laporan terbaru, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon telah mencapai 1.030 orang, 6.352 orang mengalami luka-luka. Perang antara Hizbullah dan Israel merupakan dampak dari ketegangan yang lebih luas di wilayah tersebut.
Termasuk serangan Israel di Jalur Gaza yang telah merenggut hampir 41.600 nyawa sejak awal konflik. Situasi di Lebanon dan sekitarnya terus berkembang, dan Kementerian Luar Negeri berkomitmen untuk melakukan upaya maksimal.
Dalam melindungi dan mengevakuasi WNI yang terjebak di tengah konflik ini. Karena itulah Retno menekankan pentingnya keselamatan dan kesejahteraan warga negara dalam menghadapi situasi krisis seperti ini. (*)
*) Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Program MBKM Magang Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: