Cagub Nomor Urut 1 Ridwan Kamil: Pendidikan Adalah Kunci dari Ketimpangan Gender
Ridwan Kamil Cagub DKI Jakarta Nomor Urut 1-YouTube -KPU PROVINSI DKI JAKARTA
HARIAN DISWAY - Menanggapi isu Gender, Calon Gubernur Nomor Urut 1 Ridwan Kamil saat sesi debat pertama berlangsung, mengatakan bahwasanya. “Kota itu umumnya hanya aman untuk laki-laki dewasa secara teori,” katanya.
Jawaban itu muncul ketika ditanya soal langkah strategis dan konkret apa untuk meningkatkan partisipasi perempuan di angkatan kerja dan pendidikan. Menurutnya, Jakarta di masa depan harus berkeadilan karena tujuan negara hanya dua, adil dan makmur.
Untuk itu, langkah awal yang akan dilakukan untuk mendukung kesejahteraan dan keadilan perempuan, RK akan membuat program sekolah politik perempuan. Harapannya agar para perempuan bisa berjuang untuk masa depan keluarganya dan gender.
BACA JUGA: Debat Perdana Pilkada DKI Jakarta 2024 Disiarkan Malam Ini, Berikut Tema, Jadwal, dan Lokasinya
“Kita ada program sekolah perempuan, buat emak-emak buat ibu-ibu, nanti sekolahnya di balai RW,” katanya. Program itu pernah dijalankan sewaktu menjadi Wali Kota Bandung dalam sekolah perempuan Meraih Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta).
Sebanyak 75 ribu lulusannya menjadi seorang wirausaha dan menjadikan para perempuan naik kelas. Perempuan harus dilindungi perempuan harus memiliki yang namanya kesetaraan dengan perlindungan oleh gubernur dan pemimpin Jakarta.
Menanggapi jawaban dari RK, cagub nomor urut 2 mengatakan jika kesetaraan gender seharusnya terjadi ketika bisa bersikap adil. “Dan pondasi untuk kesetaraan itu adalah adab, tanpa adab maka kebijakan yang diambil tidak akan pernah adil,” tambahnya.
Ridwan Kamil, calon gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 01
BACA JUGA: Ridwan Kamil Siapkan 4 Strategi Jitu untuk Menangkan Hati Warga di Pilkada Jakarta 2024
BACA JUGA: Pilkada Akan Diulang Jika Kotak Kosong Menang, Termasuk Surabaya
Sedangkan cagub nomor urut 3 akan melakukan pelatihan di Kantor Kecamatan terkhusus untuk wanita. “PBSU yang sekarang syaratnya SLTA akan kita potong menjadi SD, yang paling penting adalah bisa membaca dan menulis,” ungkap Pramono Anung.
Ia juga mengatakan bahwa tugas dari Provinsi Jakarta harus hadir dan memberikan perlindungan kepada para perempuan agar bisa bekerja dengan keterampilan yang dimiliki sehingga menghasilkan penghasilan yang setara dengan UMR. (*)
*) Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, peserta magang Harian Disway
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: