Cheng Yu Pilihan: Putu Suprapti Santy Sastra Pimpinan Santy Sastra Public Speaking, Bali: Ge Ren Zi Sao Men Qian Xue, Mo Guan Ta Ren Wa Shang Shuang
Cheng Yu Pilihan: Putu Suprapti Santy Sastra Pimpinan Santy Sastra Public Speaking, Bali: Ge Ren Zi Sao Men Qian Xue, Mo Guan Ta Ren Wa Shang Shuang-HARIAN DISWAY-Dokumen Pribadi
Sekitar 1.200 tahun yang lampau, penyair besar dinasti Tang Bai Juyi (772–846) menulis dalam salah satu sajaknya, "人生莫作妇人身,百年苦乐由他人" (rén shēng mò zuò fù rén shēn, bǎi nián kǔ lè yóu tā rén). Terjemahan bebasnya kira-kira: Jangan biarkan kegembiraan atau kesedihan bergantung pada orang lain, biarkan diri kita sendiri yang jadi penentunya.
Putu Suprapti Santy Sastra juga punya prinsip serupa. "Jangan pernah meletakkan kebahagiaan pada mulut orang lain, karena salah satu penyebab ketidakbahagiaan adalah menjadikan setiap omongan orang lain sebagai beban pikiran kita," ujar pimpinan Santy Sastra Public Speaking, Bali, tersebut.
Makanya, ada baiknya kita tidak usah terlalu memusingkan bagaimana penilaian orang lain terhadap diri kita. Anggap saja itu sebagai angin lalu belaka. Apalagi, bila merujuk filsafat Stoikisme, kita memang tidak akan pernah bisa mengontrol opini orang lain --sehingga, hanya akan buang-buang waktu dan salah-salah akan membuat kita menderita kalau memaksakan diri untuk mengendalikannya.
Itulah mengapa, ada kalanya kita mesti "bersikap bodo amat", jika boleh meminjam potongan judul buku Mark Manson terjemahan bahasa Indonesia. Dalam artian, kata Santy, "Fokus saja dengan diri sendiri kalau itu adalah hal yang baik. Jangan terlalu peduli apa kata orang."
Pasalnya, saat kita menggantungkan kebahagiaan pada orang di sekitar kita, kita tak ubahnya telah menyerahkan kendali atas emosi kita kepada mereka. Padahal, kebahagiaan sejati tidak datang dari luar, melainkan dari dalam diri kita sendiri.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan: Hian Tjen Desainer You Zhi Zhe Shi Jing Cheng
Terlebih, kebahagiaan yang dibangun atas dasar penerimaan dan pujian dari orang lain, hampir mustahil bertahan lama. Karena, selain mood orang gampang sekali berubah, juga tidak menutup kemungkinan yang dilakukan orang lain hanyalah demi menyenangkan kita, bukan benar-benar tulus: ABS.
Intinya, sebagaimana yang pepatah Tiongkok klasik kiaskan, "各人自扫门前雪,莫管他人瓦上霜" (gè rén zì sǎo mén qián xuě, mò guǎn tā rén wǎ shàng shuāng): sapulah salju di depan rumah masing-masing, tak usah urus embun di atap rumah orang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: